Bocah Jepang Tewas Usai Ditikam di China, PM Kishida Tuntut Penjelasan

Bocah Jepang Tewas Usai Ditikam di China, PM Kishida Tuntut Penjelasan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 19 Sep 2024 17:28 WIB
Japans Prime Minister Fumio Kishida speaks during a press conference at the prime ministers office in Tokyo on August 14, 2024. Kishida confirmed on August 14 that he will not seek re-election as head of his party next month, meaning the end of his premiership. PHILIP FONG/Pool via REUTERS Purchase Licensing Rights
PM Jepang Fumio Kishida (dok. PHILIP FONG/Pool via REUTERS Purchase Licensing Rights)
Tokyo -

Seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun, yang berstatus warga negara Jepang, meninggal dunia usai menjadi korban penikaman di Shenzhen, China. Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida pun menuntut penjelasan dari otoritas Beijing soal hal tersebut.

Insiden ini telah mengobarkan ketegangan baru antara Jepang dan China yang saling bertetangga, namun hubungan bilateral di antara kedua negara memburuk beberapa waktu terakhir.

Kepolisian Shenzhen, seperti dilansir AFP, Kamis (19/9/2024), melaporkan bahwa seorang pria menyerang seorang anak di bawah umur pada Rabu (18/9) pagi dan anak tersebut dilarikan ke rumah sakit setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan media lokal Jepang menyebut anak yang menjadi korban penyerangan itu merupakan seorang anak laki-laki warga Jepang, yang berusia 10 tahun, yang tinggal di kota tersebut. Disebutkan bahwa bocah itu diserang di dekat sebuah sekolah Jepang yang ada di Shenzhen.

Tersangka penyerangan, yang diidentifikasi sebagai seorang pria berusia 44 tahun, telah ditahan oleh polisi setempat.

ADVERTISEMENT

Motif di balik penyerangan mematikan itu belum diketahui secara jelas. Otoritas Jepang menyerukan peningkatan keamanan di sekitar sekolah-sekolah Jepang yang ada di berbagai wilayah China. Kishida menyebut serangan yang terjadi di China itu "sangat tercela".

"Untuk saat ini, kami akan sangat mendesak China untuk memberikan penjelasan mengenai fakta-fakta dari apa yang terjadi. Karena sudah lebih dari sehari sejak kejadian itu terjadi, kami mengharapkan mereka bisa memberikan penjelasan sesegera mungkin," tegas Kishida dalam pernyataannya.

"Kasus seperti ini tidak boleh terulang kembali. Kami akan menyerukan kepada China untuk menjamin keselamatan warga Jepang dan mencegah terulangnya kasus serupa, dan pada saat yang sama, melakukan segala hal yang bisa dilakukan dalam kapasitas kami sebagai pemerintah," cetusnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Otoritas China menyampaikan belasungkawa atas kematian bocah Jepang itu, dan menyatakan "penyesalan dan kesedihan" atas "insiden yang tidak menguntungkan tersebut". Namun Beijing menyebut penyerangan tersebut sebagai insiden terisolasi yang "bisa terjadi di negara mana pun".

"Kami berduka atas meninggalnya anak itu dan menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarganya," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam konferensi pers rutin.

Saat ditanya apakah insiden itu merupakan insiden terisolasi, Lin mengatakan bahwa "berdasarkan pemahaman situasi terkini, ini adalah kasus individual".

"Kasus-kasus serupa bisa terjadi di negara mana pun," ujarnya saat berbicara di hadapan wartawan.

"China selalu mengambil dan akan terus mengambil tindakan efektif untuk menjamin keselamatan semua warga negara asing di China," tegas Lin.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads