Otoritas Lebanon menyebut ribuan walkie-talkie, perangkat komunikasi nirkabel dua arah, yang meledak massal di wilayahnya pada Rabu (19/9) merupakan produk buatan perusahaan Jepang, ICOM. Namun model walkie-talkie yang meledak itu sudah tidak diproduksi lagi oleh ICOM.
Kementerian Komunikasi Lebanon dalam pernyataannya, seperti dilansir CNN, Kamis (19/9/2024), mengatakan bahwa perangkat walkie-talkie model IC-V82 yang meledak secara serentak pada Rabu (19/9) tidak dipasok oleh agen yang diakui, tidak memiliki izin resmi dan belum diperiksa oleh dinas keamanan negara tersebut.
Tidak diketahui secara jelas bagaimana walkie-talkie itu bisa digunakan secara luas di Lebanon, terutama oleh anggota-anggota kelompok Hizbullah.
Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari pihak ICOM soal insiden ledakan di Lebanon.
Namun pada situs perusahaan Jepang itu disebutkan bahwa perangkat model IC-V82 telah dihentikan produksinya, dan hampir semua model yang beredar saat ini adalah palsu.
Sejumlah foto yang beredar di media sosial pada Rabu (19/9) waktu setempat, mengklaim menunjukkan beberapa perangkat yang meledak di Lebanon. Berdasarkan analisis CNN, perangkat dalam foto itu memiliki tanda-tanda yang konsisten dengan IC-V82.
Gelombang ledakan kedua di Lebanon yang melanda ribuan unit walkie-talkie, terutama yang digunakan oleh anggota Hizbullah, terjadi pada Rabu (18/9) waktu setempat. Sedikitnya 20 orang tewas dan lebih dari 450 orang lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan walkie-talkie tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/zap)