Laporan otoritas penjaga pantai Jepang, secara terpisah, menyebut Korut meluncurkan sebuah rudal balistik lainnya sekitar 30 menit setelah pemberitahuan peluncuran rudal pertama.
Menteri Pertahanan (Menhan) Jepang Minoru Kihara mengatakan setidaknya satu rudal jatuh di dekat pantai pedalaman timur Korut dan peluncuran tersebut "tidak dapat ditoleransi".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (AS) mengatakan via media sosial X bahwa pihaknya mengetahui aktivitas peluncuran rudal Korut tersebut, dan sedang berkonsultasi erat dengan Korsel dan Jepang.
Aktivitas peluncuran rudal pada Rabu (18/9) pagi itu merupakan yang kedua dilakukan Korut dalam sepekan terakhir. Pada Kamis (12/9) lalu, Pyongyang menembakkan beberapa rudal balistik jarak pendek dari wilayahnya, yang kemudian disebut sebagai uji coba sistem peluncuran roket ganda 600 mm yang baru.
Otoritas Korsel menduga peluncuran tersebut mungkin dimaksudkan untuk menguji coba persenjataan itu untuk diekspor ke Rusia, di tengah semakin meningkatnya kerja sama militer antara kedua negara.
Baik AS, Korsel dan Ukraina, serta beberapa negara lainnya, menuduh Pyongyang memasok roket dan rudal ke Moskow untuk digunakan dalam perang di Ukraina, dengan imbalan bantuan ekonomi dan militer lainnya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Korut Choe Son Hui, yang berkunjung ke Rusia pekan ini untuk menghadiri konferensi, bertemu dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di Moskow pada Selasa (17/9) dan membahas cara-cara untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Peluncuran rudal Korut pada Rabu (18/9) ini terjadi beberapa hari setelah negara terisolasi itu untuk pertama kalinya mengungkapkan ke publik, foto-foto mesin sentrifugal yang menghasilkan bahan bakar untuk bom nuklirnya. Foto-foto itu juga menunjukkan momen pemimpin Korut Kim Jong Un berkunjung ke fasilitas pengayaan uranium dan menyerukan lebih banyak material level senjata untuk meningkatkan persenjataan.
Simak Video: Respons Korsel Seusai Korut Luncurkan Sejumlah Rudal Balistik
(nvc/ita)