6 Fakta Debat Kamala Harris Vs Trump Bahas Ukraina hingga Gaza

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 11 Sep 2024 20:02 WIB
Foto: Wapres AS dan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris berjabat tangan dengan mantan Presiden AS Donald Trump selama debat (AFP/SAUL LOEB)
Jakarta -

Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump saling beradu argumen dalam acara debat Pilpres AS. Mereka membahas soal masalah perang di Ukraina hingga di Gaza, Palestina.

Diketahui, debat tersebut dijadwalkan pada Selasa (10/9) pukul 9 malam waktu setempat atau Rabu (11/9) pagi. Debat itu akan dipandu oleh lembaga penyiaran ABC News dan diadakan di Pusat Konstitusi Nasional Philadephia.

Ini merupakan debat pertama kali antara Trump dan Harris dan juga pertemuan pertama mereka di satu panggung.

Dilansir CNN, Rabu (11/9/2024), Harris tiba di lokasi debat pada pukul 08.17 malam waktu setempat. Kini debat Capres Pilpres AS dimulai.

Sebelum debat dimulai Harris dan Donald Trump sempat berjabat tangan saat mereka bertemu. Harris menghampiri Trump dan mengulurkan tangannya. Trump lalu menerima jabat tangan tersebut.

Harris memperkenalkan dirinya dengan nama dan berkata, "Mari kita berdebat dengan baik." Trump lalu menjawabnya dengan ramah.

"Senang bertemu denganmu. Selamat bersenang-senang," jawab Trump.

Para kandidat Pilpres AS akan mendiskusikan sejumlah isu, salah satunya isu ekonomi. Debat ini diselenggarakan oleh ABC News dan dimoderatori oleh David Muir dan Linsey Davis. Debat ini diadakan setelah jajak pendapat terbaru menunjukkan persaingan untuk Gedung Putih masih ketat.

Apa saja poin-poin debat Pilpres AS ini?

1. Trump Tuding Harris Benci Israel

Dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (11/9/2024), Trump mengklaim perang Gaza tidak akan terjadi jika dirinya yang menjabat sebagai Presiden AS.

"Dia (Harris-red) membenci Israel. Pada saat yang sama, dengan caranya sendiri, dia membenci populasi Arab karena seluruh negara akan diledakkan -- Arab, orang-orang Yahudi, Israel," ujar Trump dalam debat capres yang digelar di Philadelphia pada Selasa (10/9) waktu setempat.

"Jika dia (Harris-red) menjadi presiden, saya meyakini bahwa Israel tidak akan ada dalam dua tahun dari sekarang. Israel akan lenyap," ucapnya.

Bagaimana tanggapan Harris? Baca halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Israel Targetkan Serangan di Jabalia, Banyak Perempuan-Anak Tewas







(rdp/rdp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork