Kapal selam bertenaga nuklir Amerika Serikat USS Georgia kini telah berada di area operasi Komando Pusat AS di perairan Timur Tengah. Kehadiran kapal ini menambah serangkaian aset militer AS yang dikerahkan ke wilayah tersebut dalam beberapa minggu terakhir.
"Georgia telah dipindahkan ke CENTCOM AOR," kata Sekretaris Pers Pentagon (Departemen Pertahanan AS) Mayjen Pat Ryder, mengonfirmasi laporan sebelumnya oleh media Al Arabiya English.
Dilansir Al Arabiya, Rabu (11/9/2024), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan kapal selam berpeluru kendali ke Timur Tengah pada bulan Agustus lalu, saat wilayah tersebut bersiap menghadapi kemungkinan serangan oleh Iran dan sekutunya sebagai balasan atas pembunuhan anggota senior kelompok Hamas dan Hizbullah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hizbullah telah melakukan pembalasan terhadap Israel, yang secara preemptif menyerang beberapa target Hizbullah di Lebanon bulan lalu. Pemerintah Iran terus mengancam akan membalas tetapi sejauh ini, belum melakukan apa pun. Para pejabat AS mengatakan bahwa Iran masih bersiap untuk melakukan serangan terhadap Israel.
Namun, Pentagon mengatakan bahwa aliran aset-aset militer AS tambahan yang mendekati Iran telah membuat Iran banyak berpikir sebelum melakukan serangan balasan.
USS Abraham Lincoln tiba di Timur Tengah lebih dari dua minggu lalu, setelah mendapat perintah dari Austin untuk mempercepat transitnya dari Indo-Pasifik. Austin juga memerintahkan Kelompok Serang Kapal Induk USS Theodore Roosevelt untuk mempertahankan kehadiran kelompok serang di wilayah tersebut, meskipun dijadwalkan untuk kembali ke AS dalam beberapa hari mendatang, kecuali Austin memerintahkan perpanjangan lagi.
Saat ini, ada sekitar 40.000 personel militer Amerika di wilayah CENTCOM. Jumlah tersebut meningkat dari kehadiran reguler sebanyak 30.000 personel. Aset-aset militer lain yang dikerahkan termasuk sistem pertahanan rudal balistik tambahan, kapal perusak dari Teluk Oman ke Laut Merah, jet tempur tambahan, dan kapal perusak lainnya ke Eropa dan Timur Tengah.
Pada hari Selasa (10/9) waktu setempat, Ryder menegaskan kembali komentar sebelumnya bahwa AS terus memantau situasi di Timur Tengah.
"[Departemen Pertahanan] terus memantau situasi di seluruh wilayah dan tetap siap mendukung pertahanan Israel serta melindungi pasukan dan aset AS di wilayah tersebut," katanya.