Hamas, yang serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu memicu perang di Jalur Gaza, menuntut penarikan penuh pasukan Israel dari daerah kantong Palestina tersebut sebagai bagian dari perundingan gencatan senjata yang terhenti, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir dan AS.
Namun Netanyahu, dalam konferensi pers pada Rabu (4/9) waktu setempat, menegaskan posisinya soal Koridor Philadelphi, dengan mengatakan bahwa penyerahan kendali atas koridor itu akan memungkinkan Hamas menyelundupkan senjata dan sandera serta "para teroris" keluar dari Jalur Gaza.
"Anda perlu sesuatu untuk menekan mereka, mencegah mereka, menekan mereka agar melepaskan sandera yang tersisa. Jadi jika Anda ingin membebaskan para sandera, Anda harus mengendalikan Koridor Philadelphi," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan juga oleh Netanyahu bahwa perdebatan soal Koridor Philadelphi bukanlah satu-satunya hal yang mencuat.
Dia menyebut masih banyak hal yang belum terjawab, termasuk pertanyaan soal berapa banyak tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai imbalan pembebasan sandera, apakah Israel bisa memveto pembebasan tahanan tertentu dan ke mana tahanan yang dibebaskan itu harus dibawa.
"Semuanya belum terselesaikan," ucapnya.
(nvc/idh)