Trump Ngaku Punya Gagasan yang Bisa Setop Perang di Ukraina

Trump Ngaku Punya Gagasan yang Bisa Setop Perang di Ukraina

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 04 Sep 2024 11:21 WIB
Donald Trump saat menghadiri sidang kasus penipuan yang menjerat dirinya di pengadilan New York, AS. (Brendan McDermid/Pool Photo via AP)
Donald Trump (dok. Brendan McDermid/Pool Photo via AP)
Washington DC -

Donald Trump mengklaim dirinya memiliki rencana yang "terjamin" untuk mengakhiri perang mematikan di Ukraina yang dipicu invasi militer Rusia. Namun Trump hanya akan mengungkapkan rencana itu ke publik jika dirinya berhasil memenangkan pemilihan presiden (pilpres) AS pada November mendatang.

Trump yang mantan Presiden AS dan kini menjadi calon presiden (capres) yang diusung Partai Republik ini bersaing ketat dengan rivalnya dari Partai Demokrat, Wakil Presiden AS Kamala Harris, dalam pilpres mendatang.

"Jika saya menang, sebagai presiden terpilih, saya akan membuat kesepakatan, terjamin. Itu adalah perang yang seharusnya tidak terjadi," ucap Trump saat berbicara dalam podcast Lex Fridman, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (4/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya memiliki rencana yang sangat tepat soal bagaimana menghentikan Ukraina dan Rusia. Dan saya memiliki gagasan tertentu -- mungkin bukan rencana, tapi gagasan -- untuk China," sebutnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Tapi saya tidak bisa mengungkapkan rencana-rencana tersebut kepada Anda, karena jika saya mengungkapkan rencana itu kepada Anda, saya tidak akan bisa melaksanakannya, rencana-rencana itu akan sangat tidak berhasil. Anda tahu, itu bagian dari kejutan, bukan?" imbuh Trump.

ADVERTISEMENT

Pernyataan Trump itu mencerminkan langkah para loyalis Trump dalam Kongres AS awal tahun ini, ketika mereka dilaporkan menolak rencana imigrasi bipartisan karena mereka tidak ingin pemerintahan Biden-Harris mendapat pujian atas salah satu masalah terbesar dalam pemilu 2024.

Kyiv dan Moskow terjebak dalam perang yang dimulai pada awal tahun 2022, ketika pasukan militer Rusia melintasi perbatasan menuju ke wilayah Ukraina. Ribuan tentara dan warga sipil tewas dalam perang tersebut, dengan negara-negara Barat menjatuhkan rentetan sanksi ekonomi terhadap Moskow atas invasi mereka.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Trump menuai kritikan karena berulang kali memuji Presiden Rusia Vladimir Putin. Saat berbicara dalam podcast Lex Fridman, Trump menyebut krisis Ukraina bisa berubah menjadi "perang dunia ketiga", dan bahwa beberapa titik panas global sedang memanas karena "Amerika tidak memiliki kepemimpinan".

Sementara Harris, yang menjadi rival Trump dalam pilpres AS, melontarkan kritikan terhadap pujian publik yang disampaikan mantan Presiden AS itu kepada Putin.

"Saya tidak akan mendekatkan diri dengan para tiran dan diktator," ucap Harris menyindir Trump saat berpidato dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat bulan lalu. Dia menegaskan dirinya jika menjadi Presiden AS nantinya, akan "berdiri teguh bersama Ukraina".

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads