Iran belum juga melakukan serangan balasan ke Israel atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh. Apa yang menyebabkan Iran belum membalas?
Sebagaimana diketahui, Haniyeh tewas di Teheran pada 31 Juli lalu setelah serangan menghantam wisma tamu yang menjadi tempatnya menginap, sehari setelah menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
Israel tidak mengonfirmasi juga tidak menyangkal keterlibatan mereka. Negara itu bahkan belum berkomentar apa pun soal kematian Haniyeh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Teheran dan sekutunya, terutama Hamas, menyalahkan Tel Aviv atas kematian Haniyeh dan bersumpah akan melakukan pembalasan.
Sementara para pejabat Amerika Serikat (AS), yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa militer Israel ada di balik pembunuhan Haniyeh di Teheran.
Iran Janji Balas Israel
Juru bicara Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan bahwa janji pembalasan oleh Teheran terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh mungkin memerlukan "waktu yang lama" untuk bisa dilaksanakan.
Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, yang merupakan sekutu dekat Israel, mengatakan pada Senin (26/8) bahwa Washington masih menilai ada ancaman serangan baru terhadap Israel oleh Iran atau proksi-proksinya.
Hal itu disampaikan Pentagon setelah kelompok Hizbullah, yang didukung Iran, melancarkan rentetan serangan roket dan drone terhadap Israel pada akhir pekan untuk merespons pembunuhan komandan seniornya Fuad Shukr. Tel Aviv telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan Shukr di pinggiran Beirut pada 30 Juli lalu, atau sehari sebelum Haniyeh terbunuh di Teheran.
Simak Video: Iran Pastikan Balas Dendam ke Israel Atas Tewasnya Ismail Haniyeh!
Bagaimana tanggapan AS soal rencana serangan balasan ini? Baca halaman selanjutnya.
AS Yakin Iran Lakukan Serangan Balasan
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, mengatakan kepada media lokal Israel Channel 12 bahwa sulit untuk memprediksi kapan serangan Iran mungkin terjadi. Namun dia menegaskan Gedung Putih menganggap serius retorika yang dilontarkan Teheran.
"Kami meyakini bahwa mereka (Iran-red) masih dalam posisi telah mengambil sikap dan siap untuk melancarkan serangan jika mereka ingin melakukan hal tersebut, itulah sebabnya kami meningkatkan postur kekuatan di wilayah tersebut," ucap Kirby dalam pernyataannya.
"Pesan kami kepada Iran konsisten, telah dan akan tetap konsisten. Pertama, jangan lakukan itu. Tidak ada alasan untuk memicu eskalasi dalam situasi ini. Tidak ada alasan untuk berpotensi memulai perang regional secara besar-besaran. Dan yang kedua, kami akan siap membela Israel jika hal itu terjadi," tegasnya.
Iran Belum Balas Israel
Hampir sebulan telah berlalu, Iran tak kunjung melakukan serangan balasan ke Israel. Para pakar menyodorkan beberapa analisisnya terkait ini.
Dilansir Al-Arabiya, Jumat (30/8/2024), para analis menyebutkan beberapa faktor yang dapat menjelaskan keraguan Iran. Yang paling utama adalah ketakutan akan respons Israel yang kuat, yang dapat menyebabkan rasa malu lebih lanjut bagi Iran, dan berpotensi meningkat menjadi konflik yang lebih luas yang melibatkan Amerika Serikat.
Kepemimpinan Iran, yang memprioritaskan mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan di atas segalanya, kemungkinan waspada untuk memicu situasi yang dapat melemahkan kendalinya.
"Banyak orang di Iran, termasuk tokoh-tokoh terkemuka di kelas politik negara itu, memperingatkan para pemimpin tentang konsekuensi perang habis-habisan yang dapat benar-benar menghancurkan negara dan mematikan bagi rezim," kata Arash Azizi, seorang peneliti tamu di Pusat Studi Masa Depan Jangka Panjang Frederick S. Pardee Universitas Boston, kepada Al Arabiya English.
Simak Video: Iran Pastikan Balas Dendam ke Israel Atas Tewasnya Ismail Haniyeh!