Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang sedang berkunjung ke Riyadh, ibu kota Saudi pekan ini. Dalam pertemuan itu, MBS menegaskan dukungan Saudi untuk Palestina dalam memperjuangkan hak-hak yang sah dan perdamaian.
Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (28/8/2024), kantor berita Saudi Press Agency (SPA) melaporkan bahwa pertemuan antara MBS dan Abbas yang digelar di Riyadh itu membahas perang terus berkecamuk di Jalur Gaza dan ketegangan yang meningkat di kawasan Timur Tengah.
"Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas situasi eskalasi militer di Gaza dan sekitarnya, dan Yang Mulia Putra Mahkota menekankan upaya berkelanjutan Kerajaan Arab Saudi dalam berkomunikasi dengan semua pihak internasional dan regional untuk menghentikan eskalasi tersebut," sebut SPA dalam laporannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MBS juga menegaskan dukungan teguh Riyadh terhadap Palestina dalam perjuangannya.
"Yang Mulia Putra Mahkota menegaskan dukungan teguh Arab Saudi terhadap rakyat Palestina untuk mendapatkan hak-hak yang sah untuk kehidupan yang layak, mencapai harapan dan cita-cirat mereka, serta mencapai perdamaian yang adil dan abadi," imbuh laporan SPA tersebut.
Menurut laporan SPA, pertemuan antara MBS dan Abbas juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan Pangeran Khalid bin Salman, Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan, Kepala Intelijen Umum Khalid bin Ali al-Humaidan, dan Duta Besar Saudi untuk Yordania, yang juga menjabat Duta Besar non-resident Saudi untuk Palestina, Naif bin Bandar al-Sudairi.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Pertemuan itu juga dihadiri oleh sejumlah pejabat Palestina, seperti Sekretaris Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina Hussein al-Sheikh, Kepala Intelijen Umum Majid Faraj, Penasihat Diplomatik Dr Majdi al-Khalidi dan Duta Besar Palestina untuk Saudi Bassem al-Agha.
Perang yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu, usai Hamas menyerang Israel, telah menewaskan lebih dari 40.000 orang sejauh ini, dengan sebagian besar merupakan warga sipil.
Menurut kantor hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagian besar korban tewas dalam perang Gaza adalah perempuan dan anak-anak.
Otoritas Kesehatan Gaza juga melaporkan lebih dari 93.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Israel di daerah kantong Palestina itu.