Pertahanan udara Rusia menembak jatuh 11 drone Ukraina yang menargetkan Moskow pada Rabu (21/8). Para pejabat Rusia menyebut rentetan serangan drone Kyiv itu sebagai"salah satu serangan terbesar" yang pernah melanda ibu kota negara tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (21/8/2024), mengatakan bahwa "11 drone telah dihancurkan" di atas wilayah Moskow dan sekitarnya.
"Ini merupakan salah satu upaya terbesar yang pernah dilakukan untuk menyerang Moskow dengan drone," sebut Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sobyanin, dalam pernyataannya, menyebut tidak ada kerusakan atau korban jiwa yang dilaporkan akibat serangan drone tersebut.
Serangan drone terhadap Moskow tergolong jarang terjadi. Rusia mengatakan pada Mei lalu bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah drone asing di luar wilayah ibu kota Moskow, yang pada saat itu memaksa diberlakukannya pembatasan di dua bandara utama di kota itu selama kurang dari satu jam.
Kyiv berulang kali menargetkan fasilitas minyak dan gas di wilayah Rusia, yang berjarak ratusan kilometer dari perbatasan, sejak konflik dimulai tahun 2022 lalu. Otoritas Ukraina menyebut serangannya itu sebagai pembalasan yang "adil" atas serangan-serangan terhadap infrastruktur energi di wilayahnya.
Pada Minggu (18/8) waktu setempat, drone-drone Ukraina menghantam fasilitas penyimpanan minyak di wilayah Rostov, Rusia bagian selatan, hingga memicu kebakaran besar.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Otoritas Rusia melaporkan bahwa kebakaran yang terjadi di kota Proletarsk itu masih berkobar hingga Selasa (20/8), dengan sekitar 500 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkannya.
Awal bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji pasukan Kyiv karena menyerang fasilitas minyak di Rusia, dan menyebut serangan itu akan membantu untuk mewujudkan "akhir yang adil" untuk konflik kedua negara.
Serangan drone Ukraina itu terjadi ketika pasukan Kyiv melancarkan penyerbuan lintas perbatasan, yang belum pernah terjadi sebelumnya, ke wilayah Kursk di Rusia. Kyiv mengklaim telah menguasai lebih dari 80 area permukiman di Kursk dalam penyerbuan yang terjadi sejak awal Agustus lalu hingga saat ini.