Ukraina Akan Setop Penyerbuan Jika Rusia Sepakat Damai

Ukraina Akan Setop Penyerbuan Jika Rusia Sepakat Damai

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 14 Agu 2024 16:30 WIB
This photograph released on August 11, 2024 on the official Telegram account of Kursk Mayor Igor Kutsak shows a fire in a residential building following a missile attack in Kursk, Russia. (AFP)
Gedung permukiman di Kursk, Rusia, dilanda kebakaran usai digempur rudal saat penyerbuan Ukraina berlangsung (AFP)
Kyiv -

Pemerintah Ukraina menegaskan pasukannya tidak akan menduduki wilayah Rusia yang berhasil direbut dalam penyerbuan mengejutkan sejak pekan lalu. Kyiv justru menawarkan untuk menghentikan penyerbuannya jika Moskow menyetujui "perdamaian yang adil".

Seperti dilansir AFP, Rabu (14/8/2024), pasukan Ukraina menyerbu wilayah Kursk di Rusia sejak Selasa (6/8) dini hari lalu, merebut dua lusin area permukiman dalam serangan terbesar yang dilancarkan tentara asing di wilayah Rusia sejak Perang Dunia II.

Moskow, pada Selasa (13/8), mengatakan bahwa pasukannya telah menangkal serangan baru di wilayah Kursk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari 120.000 orang dilaporkan telah meninggalkan wilayah Kursk sejak penyerbuan terjadi. Panglima militer Ukraina, Oleksandr Syrsky, mengklaim bawa pasukannya telah menguasai wilayah Rusia sekitar 1.000 kilometer persegi.

Menurut analisis data oleh AFP dari Institut Studi Perang yang berbasis di Amerika Serikat (AS), wilayah Rusia seluas setidaknya 800 kilometer persegi kini berada di bawah kendali Ukraina hingga Senin (12/8) waktu setempat.

ADVERTISEMENT

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Georgiy Tykhy, mengatakan pada Selasa (13/8) bahwa Kyiv tidak tertarik untuk "mengambil alih" wilayah Rusia. Dia membela operasi militer Ukraina itu sebagai tindakan yang "benar-benar sah".

"Semakin cepat Rusia setuju untuk memulihkan perdamaian yang adil... semakin cepat penyerbuan pasukan pertahanan Ukraina ke Rusia akan dihentikan," tegas Tyky dalam pernyataan kepada wartawan.

Otoritas Ukraina juga mengatakan bahwa pihaknya memberlakukan pembatasan pergerakan pada zona sepanjang 20 kilometer di wilayah Sumy yang terletak di sepanjang perbatasan dengan wilayah Kursk karena "peningkatan intensitas permusuhan" dan aktivis "sabotase".

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukannya telah "menggagalkan" serangan terbaru Ukraina di wilayah Kursk oleh "kelompok musuh yang menggunakan kendaraan lapis baja untuk menerobos jauh ke wilayah Rusia".

Kepala dinas keamanan Rusia, FSB, Alexander Bortinov menyebut Kyiv melancarkan serangan "dengan dukungan kolektif Barat".

Sebelumnya, otoritas Kursk dan Belgorod menetapkan keadaan darurat di wilayah masing-masing saat penyerbuan pasukan Ukraina terus berlanjut.

Presiden Vladimir Putin, pada Senin (12/8), telah memerintahkan militer Rusia untuk "mengusir" pasukan Ukraina yang menyerbu negaranya.

Dalam rapat dengan para pejabat Moskow seperti disiarkan televisi setempat, Putin mengatakan bahwa "salah satu tujuan yang jelas dari musuh adalah untuk menabur perselisihan" dan "menghancurkan persatuan dan kohesi masyarakat Rusia".

Putin juga menyebut Ukraina ingin "meningkatkan posisi negosiasinya" untuk setiap perundingan di masa depan dengan Rusia.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads