Pemerintah Jepang sebelumnya menyebut gempa besar memiliki kemungkinan sebesar 70 persen untuk terjadi dalam kurun waktu 30 tahun ke depan.
Menurut para pakar gempa, hal itu bisa berdampak pada sebagian besar garis pantai Pasifik di wilayah Jepang dan mengancam sekitar 300.000 nyawa dalam skenario terburuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun prediksi gempa tidak dimungkinkan, terjadinya satu gempa bumi biasanya meningkatkan kemungkinan terjadinya gempa bumi lainnya," sebut para pakar gempa dari Earthquake Insights.
Namun para pakar itu juga menambahkan bahwa meskipun risiko gempa kedua meningkat, kemungkinannya "masih selalu rendah".
Pada 1 Januari lalu, gempa berkekuatan Magnitudo 7,6 yang mengguncang dengan kuat yang disertai rentetan gempa susulan melanda Semenanjung Noto di pantai Laut Jepang. Sedikitnya 318 orang tewas akibat gempa kuat itu, dengan bangunan-bangunan roboh dan ruas jalanan rusak.
Tahun 2011 lalu, gempa bawah laut yang dahsyat dengan kekuatan Magnitudo 9 mengguncang lepas pantai timur laut Jepang hingga memicu tsunami menghancurkan, yang menyebabkan sekitar 18.000 orang tewas atau hilang.
Gempa dan tsunami itu membuat tiga reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima meleleh dan memicu bencana terburuk pasca perang di Jepang dan kecelakaan nuklir paling serius sejak Chernobyl.
Gempa besar di masa depan dinilai bisa saja terjadi dari Palung Nankai yang luas di lepas pantai timur Jepang, yang di masa lalu pernah mengalami guncangan besar, seringkali terjadi secara berpasangan, dengan kekuatan sebesar Magnitudo 8 atau bahkan Magnitudo 9.
Guncangan besar itu termasuk pada tahun 1707 silam -- hingga tahun 2011 yang terbesar yang pernah tercatat -- ketika Gunung Guji terakhir kali meletus, pada tahun 1854, dan kemudian pada tahun 1944 dan tahun 1946 silam.
Simak Video 'Momen Gempa M 7,1 Hantam Jepang':
(nvc/ita)