Stetson Matthew (64) yang berprofesi sebagai pengumpul sampah, turut bergabung dengan ribuan demonstran di Walthamstow dan mengatakan bahwa orang-orang memiliki hak untuk melakukan aksi protes tapi penyerangan terhadap kelompok minoritas telah membuat Inggris dalam bahaya.
"Setiap orang memiliki hak untuk melakukan apa yang perlu mereka lakukan, tetapi yang seharusnya mereka lakukan adalah menyuarakan pendapat mereka secara damai, tanpa tekanan, atau kekerasan apa pun," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seruan Slogan 'Selamat datang para pengungsi'
Beberapa pengunjuk rasa di London menabuhkan drum dan meneriakkan slogan, "Selamat datang para pengungsi" serta "London tolak rasisme".
Di area luar sebuah pusat imigran di daerah Walthamstow, London timur, yang juga menjadi tempat berkumpulnya para pengunjuk rasa, seorang pemimpin demonstran meneriakkan, "pergilah Fasis" yang ditanggapi oleh ratusan orang dengan meneriakkan, "keluar dari wilayah kami."
Beberapa pengunjuk rasa juga terlihat memegangi papan bertuliskan, "Hentikan sayap kanan," "Migrasi bukan aksi kejahatan" serta "Finchley tolak fasisme."
Para perusuh dalam aksinya sejak pekan lalu terlibat bentrokan dengan polisi dan menyerang hotel-hotel yang menampung para pencari suaka. Para perusuh juga melempari masjid-masjid setempat dengan batu, yang membuat organisasi Muslim merilis imbauan keselamatan masyarakat.
Kata PM Inggris
Perdana Menteri (PM) Keir Starmer, yang mantan kepala jaksa, telah memperingatkan para perusuh bahwa mereka akan menghadapi hukuman penjara yang lama ketika dia berupaya meredakan kerusuhan, yang tercatat sebagai kekerasan terburuk dalam 13 tahun terakhir di Inggris.
Starmer menyebut aksi kerusuhan sebelumnya sebagai "premanisme sayap kanan," dan menolak anggapan bahwa kerusuhan itu ada kaitannya dengan kebijakan imigrasi dari pemerintah.
(lir/lir)