Kerahkan Aset Militer ke Timur Tengah, AS: Bertujuan Defensif

Kerahkan Aset Militer ke Timur Tengah, AS: Bertujuan Defensif

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 05 Agu 2024 14:49 WIB
A general view shows the flight deck on board the aircraft carrier USS Theodore Roosevelt (CVN 71) as the vessel sails towards the Straits of Malacca heading to Singapore on October 23, 2015. The aircraft carrier USS Theodore Roosevelt is on its way to Singapore for a stop over for a routine port visit before heading to San Diego. AFP PHOTO / ROSLAN RAHMAN (Photo by ROSLAN RAHMAN / AFP)
Ilustrasi -- Salah satu kapal induk AS, USS Theodore Roosevelt, yang membawa puluhan jet tempur dikerahkan ke Timur Tengah saat ketegangan meningkat (dok. AFP/ROSLAN RAHMAN)
Washington DC -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjelaskan bahwa pengerahan aset militer tambahan ke Timur Tengah merupakan langkah defensif, dengan tujuan meredakan ketegangan di kawasan tersebut. Pengerahan itu dilakukan saat ancaman serangan Iran dan sekutunya membayangi Israel, sekutu Washington.

Seperti dilansir Reuters, Senin (5/8/2024), ketegangan regional semakin meningkat di Timur Tengah setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran pada Rabu (31/7) lalu. Sehari sebelumnya, seorang komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, tewas dalam serangan Israel di pinggiran Beirut, Lebanon.

Situasi itu menambah kekhawatiran bahwa perang yang telah berkecamuk sejak Oktober tahun lalu, antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza bisa meluas menjadi konflik regional Timur Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baik Hamas maupun Lebanon, yang sama-sama didukung oleh Iran, telah bersumpah akan membalas dendam kepada Israel atas kematian Haniyeh dan Shukr. Sumpah serupa juga disampaikan oleh Teheran. Tel Aviv baru mengaku bertanggung jawab atas kematian Shukr, namun belum mengomentari kematian Haniyeh.

Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, pada Jumat (2/8) waktu setempat, mengumumkan pengerahan aset-aset militer tambahan seperti jet tempur dan kapal-kapal perang ke kawasan Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

Wakil penasihat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Jonathan Finer, menjelaskan bahwa pengerahan tambahan semacam itu merupakan langkah defensif.

"Tujuan keseluruhannya adalah untuk menurunkan suhu di kawasan, mencegah dan mempertahankan diri dari serangan-serangan tersebut, dan menghindari konflik regional," ujar Finer saat berbicara dalam program televisi CBS "Face the Nation".

Disebutkan oleh Finer dalam pernyataannya bahwa AS dan Israel sedang mempersiapkan setiap kemungkinan.

Simak Video 'Timur Tengah Memanas, AS: Putus Siklusnya dengan Gencatan Senjata di Gaza':

[Gambas:Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dia menyebut ada "kemungkinan besar" konflik regional berkobar pada April lalu, setelah Iran menyerang wilayah Israel dengan drone dan rudal untuk membalas serangan terhadap konsulat Teheran di ibu kota Suriah yang menewaskan tujuh personel Garda Revolusi Iran.

Menurut Finer, Washington ingin bersiap jika situasi semacam itu terjadi kembali.

Presiden AS Joe Biden, pada Sabtu (3/8) waktu setempat, menyampaikan harapannya agar Iran menahan diri meskipun telah bersumpah untuk membalas kematian Haniyeh. Washington telah mengimbau warga negaranya untuk segera meninggalkan Lebanon di tengah ketegangan yang meninggi.

"Ini bukanlah prediksi soal kejadian di masa depan. Ini adalah perencanaan yang bijaksana bagi mereka dan pemerintah kita," sebut Finer.

Simak Video 'Timur Tengah Memanas, AS: Putus Siklusnya dengan Gencatan Senjata di Gaza':

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads