Palestina Usai Haniyeh Tewas: Imam Al Aqsa Ditangkap, Perang Membayang

Palestina Usai Haniyeh Tewas: Imam Al Aqsa Ditangkap, Perang Membayang

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 04 Agu 2024 06:34 WIB
USS Abraham Lincoln Latihan
Foto ilustrasi USS Abraham Lincoln yang dikerahkan AS ke Timur Tengah (Reuters)
Jakarta -

Usai kematian Ismail Haniyeh, kondisi Palestina masih belum membaik. Israel masih mengancam, gencatan senjata belum juga terwujud. Bahkan, pemimpin keagamaan ditangkap.

Gencatan senjata, meski sering dibicarakan, namun belum terwujud di Gaza. Seolah tidak ada yang bisa menghentikan agresi Israel di lokasi itu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengamati hal ini dan menyampaikannya ke Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Kantor kepresidenan Turki mengatakan Erdogan memberi tahu Biden bahwa pemerintah Israel telah menunjukkan keengganannya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza "di setiap langkah".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perang membayang

Di sisi lain, ada potensi konflik yang menyusul. Hizbullah di Lebanon mulai meluncurkan roket ke wilayah pendudukan Israel yakni Dataran Tinggi Golan. Aksi Hizbullah dimaksudkan sebagai serangan balasan atas kematian pemimpinnya gara-gara serangan Israel, hampir berbarengan dengan kematian Haniyeh di Iran pada 31 Juli lalu.

Amerika Serikat (AS) juga menambah panas saja situasi di Palestina, bahkan Timur Tengah pada umumnya. Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan militer Amerika Serikat untuk mengerahkan "aset-aset pertahanan" baru di Timur Tengah.

ADVERTISEMENT


Ini dilakukan setelah Iran dan kelompok Hizbullah bersumpah untuk membalas dendam terhadap Israel dan "mereka yang berada di balik" pembunuhan dua petinggi Hizbullah dan Hamas tersebut. Sebagai catatan, Iran memang pernah meluncurkan roket-roket balas dendam ke Israel pada waktu lalu. AS agaknya bakal melindungi Israel dari ancaman-ancaman balasan pihak pro-Palestina dan proksi Iran.

"Amerika Serikat akan memperkuat kehadiran militernya di Timur Tengah dengan mengerahkan kapal perang dan jet tempur tambahan untuk melindungi personel AS dan mempertahankan Israel di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, kata Pentagon pada hari Jumat dilansir AFP, Sabtu (3/8/2024).

Kelompok penyerang kapal induk yang dipimpin oleh kapal induk USS Abraham Lincoln akan menggantikan kelompok yang dipimpin oleh kapal induk USS Theodore Roosevelt di kawasan itu.

"Departemen Pertahanan terus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan eskalasi regional oleh Iran atau mitra dan proksi Iran," kata wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrina Singh dalam sebuah pernyataan.

"Sejak serangan mengerikan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, Menteri Pertahanan telah menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat akan melindungi personel dan kepentingan kami di kawasan tersebut, termasuk komitmen kuat kami untuk membela Israel," sambungnya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga memerintahkan pengiriman kapal penjelajah dan kapal perusak berkemampuan pertahanan rudal balistik tambahan ke Timur Tengah. Dia juga meminta satu skuadron tempur baru ke Timur Tengah.

Selanjutnya, dampak ke gencatan senjata di Gaza:

Simak Video: Israel Serang Sekolah di Gaza, 17 Warga Palestina Tewas

[Gambas:Video 20detik]




Dampak ke gencatan senjata untuk Gaza

Dilansir BBC, sangat sulit untuk melihat kemajuan apa pun soal gencatan senjata di Gaza yang bisa dicapai setelah pembunuhan Ismail Haniyeh. Apalagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan warga Israel bahwa "hari-hari yang penuh tantangan akan segera tiba", di tengah kekhawatiran konflik di Timur Tengah semakin meningkat.

"Sejak serangan di Beirut, ada ancaman dari segala arah," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Kami siap menghadapi skenario apa pun dan kami akan bersatu dan bertekad melawan ancaman apa pun."

Di Ramallah, markas besar Otoritas Palestina, berita kematian Haniyeh disambut dengan cemas. "Ini membuka pintu neraka," kata Sabri Saidan, wakil sekretaris jenderal Komite Sentral partai yang berkuasa, Fatah, kepada BBC.

"Saya merasa Israel tidak hanya menargetkan kehidupan Ismail Haniyeh," katanya, "tetapi juga keberlangsungan permukiman di wilayah tersebut. Israel telah membunuh semua harapan dan aspirasi untuk mengakhiri permusuhan."

Halaman selanjutnya, Imam Al Aqsa ditangkap:

Imam Al Aqsa ditangkap

Polisi Israel menangkap Imam Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri (85). Penangkapan itu dipicu atas ceramah Sabri yang mengungkit kematian pimpinan Hamas Ismail Haniyeh.

Dilansir AFP, Sabtu (3/8/2024), Sheikh Sabri ditangkap pada Jumat (2/8) waktu setempat. Pengacara Sabri, Hamza Qatina, menjelaskan kliennya ditangkap karena menyebut Haniyeh sebagai martir. Ucapan itu dilontarkan Sabri dalam ceramahnya pada sebuah masjid di Yerusalem Timur.

Hamza mengatakan saat ini Sabri telah ditahan di Al-Maskobiya atau kompleks polisi Israel. Sabri tengah diselidiki atas dugaan hasutan bermuatan terorisme.

Sheikh Ekrima Sa'id Sabri, the former grand mufti of Jerusalem and the Palestinian territories walks outside an Israeli police station after being summoned for interrogation, in Jerusalem on January 2, 2023. (Photo by Saeed Qaq/NurPhoto via Getty Images)Sheikh Ekrima Sa'id Sabri, the former grand mufti of Jerusalem and the Palestinian territories walks outside an Israeli police station after being summoned for interrogation, in Jerusalem on January 2, 2023. (Photo by Saeed Qaq/NurPhoto via Getty Images) Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

"(Sabri) saat ini berada di Al-Maskobiya (kompleks polisi) untuk diselidiki atas dugaan menghasut terorisme karena ia berkabung atas Ismail Haniyeh selama khotbah Jumat dan menggambarkannya sebagai seorang martir," kata Hamza Qatina.

Pihak Israel juga telah membenarkan telah melakukan penangkapan kepada Sheikh Ekrima Sabri. Namun, dalam keterangannya pihak Israel hanya menyebut telah membuka penyelidikan terhadap seorang imam yang diduga membuat pernyataan yang menghasut dan mendukung terorisme selama khotbah yang disampaikan. Sabri juga pernah dituding Israel melakukan hasutan terorisme pada Juni lalu.

Halaman 3 dari 3
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads