Kata-kata Terakhir Haniyeh: Jika Pemimpin Pergi, yang Lain Akan Muncul

Kata-kata Terakhir Haniyeh: Jika Pemimpin Pergi, yang Lain Akan Muncul

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 03 Agu 2024 17:56 WIB
Pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh saat bertemu Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada 30 Juli, atau sehari sebelum dia dibunuh di Teheran. (Iranian Presidency Office via AP
Pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh saat bertemu Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada 30 Juli, atau sehari sebelum dia dibunuh di Teheran (Iranian Presidency Office via AP)
Teheran -

Percakapan dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menjadi kata-kata terakhir yang terungkap ke publik dari mendiang pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang tewas dalam serangan di Teheran pada Rabu (31/7) waktu setempat.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (3/8/2024), seolah mengetahui waktunya telah tiba, Haniyeh berbicara soal ayat Al-Qur'an tentang kehidupan, kematian, keabadian dan ketahanan saat bercakap-cakap dengan Khamenei.

"Allah-lah yang memberikan hidup dan memberikan kematian. Dan Allah maha mengetahui segala perbuatan ... 'Jika seorang pemimpin pergi, maka akan muncul pemimpin lainnya'," ucap Haniyeh dalam bahasa Arab dalam pertemuan dengan Khamenei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa jam setelah itu, Haniyeh terbunuh dalam serangan yang diduga didalangi oleh Israel yang menghantam wisma tamu di Teheran, yang menjadi tempatnya menginap setelah menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Kata-kata yang diucapkan Haniyeh itu, yang disiarkan oleh televisi Iran saat dia bertemu dan berbicara kepada Khamenei di Teheran, mencerminkan keyakinan Islamis yang sangat kuat yang membentuk kehidupan dan pendekatannya terhadap konflik Palestina-Israel.

ADVERTISEMENT

Kata-kata Haniyeh itu, menurut Reuters, terinspirasi oleh mendiang pendiri Hamas Sheikh Ahmed Yassin, yang mengajarkan Perjuangan Suci (Jihad) melawan Israel pada tahun 1980-an.

Israel memenjarakan dan membunuh Yassin tahun 2004 lalu, namun Hamas tumbuh menjadi kekuatan militer yang kuat yang menguasai Jalur Gaza.

Dalam wawancara dengan Reuters di Jalur Gaza tahun 1994 silam, Haniyeh mengatakan Sheikh Yassin telah mengajarkan bahwa orang-orang Palestina hanya dapat mendapatkan kembali tanah air mereka yang diduduki melalui "pria-pria bersenjata yang dimurnikan dan perjuangan mereka".

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh (tengah) bersama pemimpin Jihad Islam Ziad Nakhaleh saat bertemu pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran pada 30 Juli, atau sehari sebelum Haniyeh terbunuh. (Office of the Iranian Supreme Leader via AP)Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh (tengah) bersama pemimpin Jihad Islam Ziad Nakhaleh saat bertemu pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran pada 30 Juli, atau sehari sebelum Haniyeh terbunuh Foto: Office of the Iranian Supreme Leader via AP

Simak juga Video 'Hamas Tegaskan Terus Berjuang untuk Kemerdekaan Palestina':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Bagi para pendukung Palestina, Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya merupakan para pejuang pembebasan dari pendudukan Israel, yang menjaga perjuangan mereka tetap hidup ketika diplomasi internasional gagal.

Pada saat itu, sebut Reuters, Haniyeh mengatakan bahwa dirinya belajar dari Sheikh Yassin tentang "kecintaan terhadap Islam dan pengorbanan demi Islam dan untuk tidak tunduk pada para tiran dan mereka yang lalim".

Haniyeh menjadi sosok yang keras dalam diplomasi internasional mewakili Hamas ketika perang melawan Israel berkecamuk di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu. Tiga anak laki-lakinya -- Hazem, Amir dan Mohammad -- bersama empat cucunya tewas dalam serangan udara Israel pada April lalu.

Sekitar 60 anggota keluarga besar Haniyeh juga tewas dalam perang Gaza.

"Darah anak-anak saya tidak lebih berharga dari darah anak-anak rakyat Palestina... Semuanya yang mati syahid di Palestina adalah anak-anak saya," ucap Haniyeh setelah kematian anak dan cucunya.

"Melalui darah para martir dan penderitaan mereka yang terluka, kita menciptakan harapan, kita menciptakan masa depan, kita menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat kita," ujarnya.

"Kita mengatakan kepada pendudukan bahwa darah ini hanya akan membuat kita lebih teguh pada prinsip dan keterikatan kita pada tanah kita," cetus Haniyeh pada saat itu.

Pada Mei lalu, kantor Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengajukan surat perintah penangkapan terhadap tiga pemimpin Hamas, termasuk Haniyeh, dan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu atas tuduhan kejahatan perang. Para pemimpin Hamas dan Israel menepis tuduhan tersebut.

Haniyeh menjadi pemimpin ketiga Hamas yang dibunuh oleh Israel selama dua dekade terakhir. Tel Aviv membunuh Sheikh Yassin dan penggantinya, Abdel-Aziz al-Rantissi dengan selang waktu sebulan dalam serangan udara melibatkan helikopter tahun 2004 lalu.

Khaled Meshaal, yang diperkirakan akan menggantikan Haniyeh sebagai pemimpin biro politik Hamas, berhasil lolos dari percobaan pembunuhan yang gagal yang diperintahkan oleh Netanyahu tahun 1997 silam.

Simak juga Video 'Hamas Tegaskan Terus Berjuang untuk Kemerdekaan Palestina':

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads