Israel Kembali Gempur Gaza Saat Netanyahu Kunjungi AS

Israel Kembali Gempur Gaza Saat Netanyahu Kunjungi AS

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 25 Jul 2024 09:44 WIB
Smoke rises following an Israeli strike on a residential building, amid the ongoing conflict between Israel and Hamas, in Nuseirat in the central Gaza Strip, in this still picture taken from a video, July 24, 2024. Reuters TV via REUTERS Purchase Licensing Rights
Kepulan asap menjulang dari area permukiman di Gaza usai dihantam serangan udara Israel (Reuters TV via REUTERS Purchase Licensing Rights)
Gaza City -

Militer Israel melancarkan serangan udara terbaru terhadap Jalur Gaza saat Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengunjungi Amerika Serikat (AS). Gempuran terbaru Tel Aviv ini dilaporkan menghancurkan rumah-rumah di area Khan Younis bagian timur, dan memaksa ribuan warga sipil mengungsi.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (25/7/2024), serangan udara terbaru Israel terhadap Jalur Gaza itu dilancarkan beberapa jam sebelum Netanyahu berpidato di hadapan Kongres AS pada Rabu (24/7) siang waktu AS. Dalam pidatonya, Netanyahu menegaskan tekad untuk terus berperang hingga Hamas dihancurkan.

Layanan Darurat Sipil Palestina, dalam pernyataannya, mengungkapkan pihaknya menerima panggilan darurat dari warga-warga yang terjebak di rumah-rumah mereka di area Bani Suhaila, Khan Younis bagian timur, namun akses ke kota tersebut sulit dicapai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para petugas medis di Jalur Gaza kemudian melaporkan bahwa dua warga Palestina terbunuh dalam serangan udara di area Bani Suhaila, yang menurut sayap bersenjata Hamas, menjadi lokasi para petempur meledakkan sebuah bom terhadap kendaraan pengangkut pasukan Israel.

Militer Israel yang bersumpah memusnahkan Hamas setelah serangan mematikan 7 Oktober tahun lalu, mengatakan pasukannya beropeasi di area-area di mana para petempur militan Gaza bisa menembakkan roket-roket ke wilayah Israel dan menyerang pasukan Tel Aviv.

ADVERTISEMENT

Para pejabat kesehatan Gaza, dalam pernyataan terpisah, melaporkan bahwa serangan terbaru militer Israel dalam 24 jam terakhir telah menewaskan sedikitnya 55 orang di daerah kantong Palestina tersebut. Dengan demikian, menurut otoritas Gaza, sejauh ini lebih dari 39.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel.

"Ke mana kami harus pergi? Bagaimana kalau kita menyeberangi lautan?" ucap Ghada, salah satu warga Gaza yang telah enam kali mengungsi bersama keluarganya selama perang berlangsung.

"Kami kelelahan, kelaparan, dan ingin perang berakhir sekarang, sekarang bukan satu jam kemudian. Setiap hari berarti semakin banyak keluarga yang terhapus dari buku registrasi," imbuhnya saat berbicara kepada Reuters via aplikasi chat.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sejumlah warga Gaza mengatakan mereka diperintahkan untuk mengungsi ke arah barat menuju area kemanusiaan, namun mereka menyebut area yang dimaksud sekarang tidak lagi aman. Militer Israel merilis perintah evakuasi via media sosial, dan beberapa warga menerima perintah serupa via telepon.

Menurut para pejabat kesehatan Gaza, pasukan Israel juga melancarkan terhadap beberapa area di bagian tengah dan utara Jalur Gaza. Salah satu serangan disebut melanda kamp pengungsi Al-Bureij, dengan para pejabat kesehatan setempat melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas.

Di area Rafah, yang berada di wilayah Jalur Gaza bagian selatan dan terletak dekat perbatasan Mesir, warga setempat melaporkan bahwa pasukan Israel meledakkan beberapa rumah warga.

Militer Israel dalam pernyataannya menyebut pasukannya terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan militan Gaza di area Rafah.

"Selama pemindaian di area tersebut, pasukan menemukan terowongan, sejumlah besar persenjataan, dan peralatan night vision di dalam kamar tidur anak di sebuah bangunan sipil," sebut militer Israel.

Disebutkan oleh militer Israel bahwa satu tentaranya mengalami luka parah dalam pertempuran pada Rabu (24/7) waktu setempat. Militer Israel, sejauh ini, dilaporkan telah kehilangan 326 tentaranya dalam perang di Jalur Gaza.

Pekan ini, Netanyahu menyebut kesepakatan pembebasan sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza semakin dekat. Namun para pejabat Hamas menuduh Netanyahu mengulur-ulur waktu dan tidak menunjukkan perubahan sikap yang memungkinkan tercapainya kesepakatan.

Hamas menginginkan perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza. Namun Netanyahu menegaskan perang tidak bisa berakhir sebelum Hamas dihancurkan sepenuhnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads