Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris menyebut capres Partai Republik, Donald Trump, sebagai "predator" dan "penipu". Harris berjanji akan menang melawan Trump dalam pemilu November mendatang.
Seperti dilansir AFP, Selasa (23/7/2024), Harris berbicara soal pengalaman masa lalunya sebagai jaksa di negara bagian California, dan menyebut Trump sebagai "predator yang melecehkan perempuan" dan "penipu yang menipu konsumen".
"Dalam peran tersebut, saya menuntut semua jenis pelaku. Predator yang melecehkan perempuan. Penipu yang menipu para konsumen. Penipu yang melanggar aturan demi keuntungan mereka sendiri. Jadi dengarkan saya ketika saya mengatakan saya mengetahui tipe Donald Trump," ucap Harris saat berbicara kepada para staf kampanyenya pada Senin (22/7) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harris pernah bertugas sebagai jaksa distrik San Francisco selama periode tahun 2004-2011 dan pernah juga menjadi Jaksa Agung California periode tahun 2011 hingga tahun 2017. Dia juga pernah menjadi Senator California periode tahun 2017 hingga tahun 2021.
Kini, Harris diunggulkan untuk menjadi calon presiden (capres) terbaru mewakili Partai Demokrat dalam pemilu November mendatang, setelah Presiden Joe Biden mengumumkan mundur dari pencapresan pada 21 Juli kemarin. Biden juga telah menyatakan dukungannya untuk Haris maju sebagai capres AS.
Dalam pidatonya di hadapan staf kampanyenya di Delaware, Harris juga berjanji untuk menang melawan Trump dalam pemilu November mendatang.
"Selama 106 hari ke depan, kita akan menyampaikan perjuangan kita kepada rakyat Amerika, dan kita akan menang," cetusnya.
Sejauh ini, Partai Demokrat belum menetapkan capres resmi mereka untuk pemilu tahun ini. Penentuan capres akan dilakukan dalam konvensi nasional partai pada Agustus mendatang, namun Harris sejauh ini menuai banyak dukungan dari kalangan Partai Demokrat untuk menjadi capres AS.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak juga Video: Politisi Republik Ohio Serukan Perang Saudara Jika Trump Kalah Pemilu
Jika nantinya Harris terpilih menjadi capres resmi Partai Demokrat, maka dia hanya memiliki waktu selama tiga bulan untuk berkampanye dan menyatukan partai serta para donaturnya di belakang dirinya.
Dalam pernyataan terbaru pada Senin (22/7) waktu setempat, juru bicara tim kampanye Harris, Kevin Munoz, mengungkapkan bahwa tim penggalangan dana kampanye berhasil mengumpulkan lebih dari US$ 81 juta (Rp 1,3 triliun) dalam periode hanya 24 jam sejak Biden mengumumkan mundur dari pilpres AS.
Angka tersebut memecahkan rekor penggalangan dana kampanye dengan tercatat sebagai jumlah terbesar dalam 24 jam yang dilaporkan selama masa kampanye tahun 2024 ini. Tim kampanye Harris mengklaim angka tersebut merupakan jumlah total satu hari terbesar dalam sejarah AS.
"Luapan dukungan yang bersejarah terhadap Wakil Presiden Harris mencerminkan energi dan antusiasme akar rumput yang memenangkan pemilu," sebutnya.