Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mundur dari pencapresan. Langkah mengejutkan Biden ini membuat pesaingnya, mantan Presiden AS Donald Trump, sesumbar bakal menang mudah di Pilpres AS.
Pengumuman itu disampaikan Biden lewat surat yang diunggahnya di akun media sosialnya, Minggu (21/7/2024). Dalam surat itu, Biden awalnya membahas kinerjanya sebagai Presiden AS selama 3,5 tahun terakhir.
"Selama tiga setengah tahun terakhir, kita telah membuat kemajuan besar sebagai sebuah bangsa. Hari ini, Amerika memiliki ekonomi terkuat di dunia," tulis Biden, yang berusia 81 tahun, dalam suratnya seperti dilihat detikcom, Senin (22/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biden lalu menyinggung keberhasilannya memimpin AS pada masa pandemi COVID-19. Dia mengatakan kepemimpinannya berhasil mengembalikan posisi AS di tempat terhormat dalam kancah internasional.
"Saya tahu tidak ada yang bisa dilakukan tanpa Anda, rakyat Amerika. Bersama-sama, kita mengatasi pandemi yang terjadi sekali dalam seabad dan krisis ekonomi terburuk sejak Depresi Besar. Kami telah melindungi dan mempertahankan Demokrasi kita. Dan kami telah merevitalisasi dan memperkuat aliansi kami di seluruh dunia," katanya.
Biden mengatakan dirinya memang berniat kembali maju dalam Pilpres AS 2024. Namun, Biden mengatakan dirinya memutuskan mundur dari bursa calon Presiden AS dan ingin fokus menuntaskan sisa jabatannya.
"Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani Anda sebagai Presiden. Dan meskipun niat saya adalah mencalonkan diri kembali, saya percaya ini adalah demi kepentingan terbaik partai saya dan negara bagi saya untuk mundur dan fokus sepenuhnya pada menjalankan tugas saya sebagai Presiden untuk sisa masa jabatan saya," tutur Biden.
Langsung Endorse Wapres Kamala Harris Jadi Capres AS
Joe Biden pun langsung mengumumkan arah dukungan politiknya dalam Pilpres AS. Dia menjagokan Wapres AS, Kamala Harris, untuk diusung sebagai capres dari Partai Demokrat.
"Hari ini saya ingin memberikan dukungan dan dukungan penuh saya agar Kamala menjadi calon partai kita tahun ini. Demokrat - inilah waktunya untuk bersatu dan mengalahkan Trump. Mari kita lakukan," kata Biden.
Biden pun mengingat momen dirinya memilih Kamala Harris sebagai calon Wakil Presiden mendampingnya saat maju dalam Pilpres AS 2020. Dia menilai hal itu sebagai keputusan terbaik di hidupnya.
"Keputusan pertama saya sebagai calon partai pada tahun 2020 adalah memilih Kamala Harris sebagai wakil presiden saya. Dan itu adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat," tulis Biden.
Harris pun mengaku terhormat mendapat dukungan dari Biden. Dia yakin bisa mengalahkan Trump.
"Saya merasa terhormat mendapat dukungan presiden dan niat saya adalah untuk mendapatkan dan memenangkan nominasi ini. Saya akan melakukan segala daya saya untuk menyatukan Partai Demokrat dan menyatukan bangsa kita untuk mengalahkan Donald Trump," katanya.
Donald Trump Sesumbar Lebih Mudah Kalahkan Kamala Harris
Trump pun merespons mundurnya Biden dari pencapresan itu dengan sesumbar dirinya lebih mudah mengalahkan Kamala Harris dalam Pilpres 2024. Dia juga mengejek Biden bungkuk dan tak layak jadi Presiden.
"Joe Biden yang bungkuk tidak layak untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan tentu saja tidak layak untuk menjabat - Dan tidak pernah," kata Trump dalam unggahan di jaringan Truth Social miliknya dilansir AFP, Senin (22/7/2024).
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Trump juga menyindir kepemimpinan Biden sebagai Presiden AS selama 3,5 tahun terakhir. Trump mengatakan Biden telah membuat banyak warga Amerika menderita.
"Kami sangat menderita karena kepresidenannya, namun kami akan memperbaiki kerusakan yang telah dia lakukan dengan sangat cepat," kata Trump seraya menuliskan tagline 'Buat Amerika Hebat Lagi'.
Trump lalu sesumbar Harris lebih mudah dikalahkan dibanding Biden. Dia yakin menang dalam Pilpres AS 2024.
"Harris akan lebih mudah dikalahkan dibandingkan Joe Biden," cetus Trump saat berbicara kepada media AS, CNN, seperti dilansir Reuters.
Trump dan Biden kebanyakan menempati posisi yang sama kuat dalam jajak pendapat jelang Pemilu AS. Namun setelah debat capres digelar akhir bulan lalu, sejumlah jajak pendapat menunjukkan Trump unggul tipis dari Biden dalam pertarungan Pemilu AS tahun ini.
Meski didukung Biden, Harris belum tentu dipiluh menjadi capres AS dari Partai Demokrat. Biden sendiri tidak memiliki wewenang untuk memilih pengganti dirinya, karena para delegate Partai Demokrat yang akan melakukan konsolidasi untuk mendukung capres baru.
Tim kampanye Trump, menurut sumber yang mengetahui masalah terkini dalam Pemilu AS, juga telah memulai diskusi soal bagaimana mereka akan mengerahkan sumber daya kampanye usai mundurnya Biden. Hal itu dilakukan karena kandidat alternatif Partai Demokrat kemungkinan besar memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda dengan Biden.
Kubu Trump menyebut mundurnya Biden dari pencapresan memerlukan pemikiran ulang soal di mana harus membelanjakan dana iklan dan mengerahkan sumber daya secara lebih umum. Di depan umum, para penasihat kampanye Trump dan sekutu-sekutunya mengatakan kepada wartawan bahwa mereka tidak khawatir menghadapi Harris.
Mereka menganggap Harris masih bisa dikaitkan dengan Biden karena posisinya sebagai Wapres AS. Salah satu yang disorot tim kampanye Trump ialah rekam jejak soal imigrasi dan inflasi. Channel YouTube resmi Komite Nasional Partai Republik (RNC) mempublikasikan video berdurasi dua menit pada Minggu (21/7) sore yang isinya menyerang Harris atas kebijakan imigrasi dan menuduhnya mengabaikan masalah tersebut.
Serangan itu berkaitan dengan penugasan Harris, oleh Biden tahun 2021, untuk memimpin upaya bersama Meksiko dan negara-negara Amerika Tengah untuk mengatasi imigrasi ilegal. Partai Republik dalam tuduhannya menyebut Harris gagal membendung arus jutaan migran yang masuk secara ilegal ke wilayah AS.