Para pejabat AS mengatakan bahwa pelaku penembakan yang bernama Thomas Matthew Crooks (20) memanjat ke atap bangunan di dekat panggung outdoor yang menjadi tempat Trump berpidato dalam kampanye di Butler, Pennsylvania, pada 13 Juli lalu, tanpa terdeteksi petugas keamanan.
Crooks menembakkan senapan jenis AR-556 ke arah Trump dan membuat sang mantan Presiden AS itu mengalami luka-luka di telinga kanannya. Tembakan Crooks menewaskan satu penonton dalam kampanye Trump, dan melukai dua orang lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang penembak jitu dari Secret Service yang disiagakan di lokasi dengan cepat membunuh Crooks.
Beberapa hal penting yang menjadi fokus penyelidikan Kongres AS antara lain, bagaimana pelaku mendapat akses ke atap gedung yang secara langsung menghadap ke Trump, mengapa kampanye tetap digelar setelah penegak hukum mengidentifikasi pelaku sebagai orang mencurigakan sebelum Trump naik panggung, apakah Secret Service menyediakan perlindungan yang diminta tim Trump, dan apakah para agen bergerak cukup cepat untuk mengevakuasi Trump.
Cheatle menjanjikan kerja sama dalam semua penyelidikan terhadap Secret Service, dan mengatakan dirinya akan melakukan apa pun yang diperlukan agar Secret Service "bangkit lebih kuat". Dia menyebut bahwa Secret Service "terus mengambil langkah-langkah untuk meninjau tindakan kami secara internal".
Pertanyaan mengenai kemampuan Secret Service untuk melindungi kandidat dan para pejabat pemerintah AS menjadi semakin mendesak, seiring meningkatnya ancaman politik dan kampanye tahun ini yang mencapai puncaknya menjelang pemilu pada November mendatang.
Lihat Video 'Momen Trump Pamer Bagian Telinga yang Tertembak di Hadapan Pendukung':
(nvc/ita)