Watson menambahkan bahwa investigasi terhadap penembakan Trump pada Sabtu (13/3) waktu setempat itu "belum mengidentifikasi keterkaitan antara penembak dan kaki tangan atau konspirator lainnya, baik di luar negeri maupun di dalam negeri".
Lebih lanjut, Watson meminta agar pertanyaan soal "langkah-langkah tambahan yang telah diterapkan dalam beberapa pekan terakhir" disampaikan kepada Secret Service dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Secret Service, Anthony Guglielmi, dalam pernyataan terpisah mengatakan pihaknya dan lembaga-lembaga lainnya "terus-menerus menerima informasi soal potensi ancaman baru dan mengambil tindakan untuk menyesuaikan sumber daya sesuai dengan kebutuhan".
"Kami tidak bisa mengomentari ancaman spesifik apa pun selain mengatakan bahwa Secret Service menanggapi ancaman dengan serius dan meresponsnya dengan tepat," ucap Guglielmi.
Belum ada komentar langsung dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS soal laporan tersebut.
Laporan soal ancaman pembunuhan Trump oleh Iran itu muncul saat Secret Service menghadapi kritikan atas penembakan di Butler, dengan pertanyaan mencuat soal bagaimana seorang pria bersenjata bisa melepaskan tembakan ke arah Trump dari atap bangunan yang terbuka dalam jarak hanya 150 meter.
Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan peninjauan independen terhadap penanganan insiden tersebut oleh Secret Service.
(nvc/ita)