Janda Alexei Navalny Diburu Rusia

Janda Alexei Navalny Diburu Rusia

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 10 Jul 2024 21:21 WIB
16 February 2024, Bavaria, Munich: Yulia Navalnaya, wife of Alexei Navalny, is taking part in the security conference. Around 50 heads of state and government and more than 100 ministers from all over the world are expected to attend the 60th Munich Security Conference at the Hotel Bayerischer Hof from Friday to Sunday. Photo: Sven Hoppe/dpa (Photo by Sven Hoppe/picture alliance via Getty Images)
Foto: Istri mendiang Alexei Navalny, Yulia Navalnaya (dpa/picture alliance via Getty I/picture alliance)
Jakarta -

Otoritas Rusia mengeluarkan surat penangkapan terhadap istri mendiang pemimpin oposisi Alexei Navalny, Yulia Navalnaya (47). Pengadilan Rusia menuduhnya sebagai bagian dari kelompok ekstremis.

Dilansir Deutsche Welle (DW), Rabu (10/7/2024), saat ini Navalnaya tinggal di luar Rusia. Akan tetapi dia akan segera ditangkap jika ia Kembali ke negara itu.

Pengadilan di Moskow mengatakan telah "menyetujui permintaan penyidik dan memutuskan tindakan pencegahan berupa penahanan selama dua bulan."

Navalnaya mengecam keputusan pengadilan tersebut dan mengatakan dalam sebuah pernyataan "Vladimir Putin adalah pembunuh dan penjahat perang. Dia pantas dipenjara."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan kepala staf Navalny, Leonid Volkov, menulis di X, bahwa surat perintah penangkapan dari "pengadilan Basmanny yang terkenal kejam" menunjukkan "pengakuan yang cukup besar atas tekad Yulia untuk melanjutkan perjuangan Alexei!"

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan surat perintah penangkapan terhadap Navalnaya "bertentangan dengan hasrat kebebasan dan demokrasi."

ADVERTISEMENT

Tekad Kuat Navalnaya

Navalnaya telah berjanji untuk melanjutkan perjuangan mendiang suaminya yang dianggap sebagai tokoh oposisi terkemuka dalam menentang Presiden Vladimir Putin.

Navalnaya adalah seorang ekonom. Dia menemani mendiang suaminya ketika dirawat di Berlin dan kembali bersama suaminya ke Moskow pada tahun 2021.

Alexei Navalny pernah menerima surat perintah penangkapan serupa saat dirawat di sebuah rumah sakit di Berlin, Jerman, akibat keracunan gas Novichok. Namun ia tetap bersikeras kembali ke Rusia. Setibana di Rusia ia ditangkap dan dijatuhi hukuman atas tuduhan ekstremisme dengan hukuman 19 tahun penjara.

Alexei Navalny meninggal dalam tahanan di sebuah penjara di Arktik pertengahan Februari tahun ini saat berusia 47 tahun.

Simak juga Video 'Tokoh Oposisi Rusia Buka Suara soal Mobilisasi Pasukan Cadangan ke Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]

Sejak kematian sang suami, Navalnaya telah bertemu dengan beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden.

Selama pemilihan presiden Rusia baru-baru ini, yang secara luas dikritik sebagai kesimpulan yang sudah pasti, Navalnaya menyerukan protes di luar tempat pemungutan suara.

Navalnaya, bersama dengan Yayasan Anti-Korupsi Rusia FBK, memenangkan Penghargaan Kebebasan Berbicara dari DW pada bulan Mei.

"Selama tahun-tahun, Putin telah menekan media independen. Dan ia mencoba membungkam siapa pun yang mengatakan hal yang tidak ia suka. Namun ia gagal. Ya, ia membunuh suami saya, Alexei Navalny. Namun ia tidak membungkamnya dan ide-idenya," ujar Navalnaya dalam sebuah upacara penghargaan yang digelar di Berlin.

Organisasi-organisasi yang sebelumnya didirikan oleh mendiang Navalny, yang terutama menargetkan korupsi, kini telah dilarang beroperasi di Rusia.

Simak juga Video 'Tokoh Oposisi Rusia Buka Suara soal Mobilisasi Pasukan Cadangan ke Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads