Upaya untuk mencapai kesepakatan pembebasan sandera di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas, setelah perang berkecamuk selama sembilan bulan terakhir, mendapatkan momentum dalam beberapa hari terakhir. Para pejabat menyatakan optimisme, namun mengakui masih ada kesenjangan antara kedua pihak.
Otoritas kesehatan Gaza, dalam laporan terbaru, menyebut sedikitnya 38.153 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat rentetan serangan Israel. Gempuran Tel Aviv itu dimaksudkan untuk membalas Hamas yang melancarkan serangan pada 7 Oktober tahun lalu hingga menewaskan 1.200 orang di wilayahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih dari 250 orang lainnya diculik dan disandera di Jalur Gaza. Dengan puluhan orang dibebaskan selama kesepakatan gencatan senjata singkat pada November lalu, otoritas Israel meyakini saat ini masih ada sekitar 120 sandera yang ditahan di Jalur Gaza.
Dalam pernyataan pada Minggu (7/7), Netanyahu menegaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza tidak boleh menghalangi pasukan Israel untuk melanjutkan pertempuran melawan Hamas hingga tujuan-tujuan perangnya tercapai. Tujuan perang yang dimaksud mencakup penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, serta pemulangan para sandera.
"Rencana yang telah disetujui Israel dan disambut baik oleh Presiden Biden akan memungkinkan Israel memulangkan para sandera tanpa melanggar tujuan perang lainnya," tegas Netanyahu dalam pernyataannya.
(nvc/ita)