Warga Israel di berbagai wilayah menggelar unjuk rasa untuk menekan pemerintah agar mencapai kesepakatan dengan Hamas soal pembebasan sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Dalam aksinya, para demonstran memblokir ruas jalanan dan berunjuk rasa di depan rumah sejumlah menteri Israel.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (8/7/2024), laporan media lokal Israel menyebut unjuk rasa digelar di berbagai wilayah pada Minggu (7/7) pagi, sejak pukul 06.29 waktu setempat, yang bertepatan dengan serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu yang memicu perang berkelanjutan.
Para demonstran turun ke jalan dan nekat memblokir lalu lintas pada jam-jam sibuk di persimpangan jalan utama di berbagai wilayah Israel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan sejumlah demonstran melakukan aksi pembakaran ban di ruas jalanan utama Tel Aviv-Yerusalem, sebelum para personel kepolisian membersihkan jalanan.
Kelompok-kelompok kecil demonstran yang membawa megafon dan spanduk juga melakukan unjuk rasa di luar rumah sejumlah menteri anggota kabinet pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dan di luar rumah para anggota parlemen koalisi.
"Gagal total! Gagal total!" teriak para demonstran di luar rumah Menteri Ron Dermer, yang merupakan anggota lingkaran dalam Netanyahu.
Sementara itu, Di area Kibbutz Or Haner, yang terletak dekat perbatasan Jalur Gaza, para demonstran menggantungkan balon hitam untuk setiap orang yang tewas dalam serangan Hamas tahun lalu dan balon kuning untuk setiap sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Beberapa warga Israel tidak setuju dengan tuntutan para demonstran, dan mendesak pemerintahan Netanyahu untuk menolak kesepakatan dan terus bertempur hingga semua tujuan perang tercapai.
![]() |
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.