Kelompok Hizbullah kembali melancarkan serangan dengan mengirimkan drone-drone peledak ke pangkalan intelijen militer Israel di puncak gunung yang berada di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi. Kelompok perlawanan di Lebanon itu menyebut serangan tersebut sebagai operasi udara "terbesar" mereka.
Ini adalah insiden terbaru di tengah meningkatnya saling serang lintas batas yang telah memicu kekhawatiran global.
Hizbullah, sekutu Hamas yang didukung Iran, hampir setiap hari saling serang dengan pasukan Israel sejak serangan kelompok milisi Palestina itu ke Israel yang memicu perang di Jalur Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengumumkan "operasi terbesar" yang dilakukan oleh pasukan udaranya, Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para petempurnya mengirim "beberapa skuadron drone berturut-turut untuk menargetkan pusat pengintaian" di Gunung Hermon pada Minggu (7/7) waktu setempat.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (8/7/2024), militer Israel mengatakan sebuah drone peledak "jatuh di area terbuka di kawasan Gunung Hermon", tetapi "tidak ada korban luka".
Serangan dan retorika meningkat dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran akan konflik besar-besaran antara Israel dan Hizbullah. Kedua pihak terakhir kali berperang pada tahun 2006.
Hizbullah mengatakan serangan drone tersebut adalah bagian dari "respons" mereka terhadap tewasnya seorang anggota Hizbullah dalam serangan hari Sabtu lalu di Lebanon timur sekitar 100 kilometer (60 mil) dari perbatasan.
Hizbullah mengatakan serangan drone tersebut memicu kerusakan dan kebakaran besar.