Netanyahu: Israel Tak Akan Biarkan 'Angin Kekalahan' di Perang Gaza

Netanyahu: Israel Tak Akan Biarkan 'Angin Kekalahan' di Perang Gaza

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 03 Jul 2024 12:33 WIB
Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu addresses the Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in Jerusalem, February 18, 2024. REUTERS/Ronen Zvulun/File Photo Purchase Licensing Rights, opens new tab
PM Israel Benjamin Netanyahu (dok. REUTERS/Ronen Zvulun/File Photo Purchase Licensing Rights)
Tel Aviv -

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya tidak akan menyerah pada "angin kekalahan" dalam perang yang terus berkecamuk melawan Hamas di Jalur Gaza. Netanyahu menegaskan kembali tujuan perang Tel Aviv untuk mengalahkan Hamas.

Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (3/7/2024), pemerintahan sayap kanan Netanyahu bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan memulangkan semua sandera yang ditahan di Jalur Gaza setelah serangan mematikan pada 7 Oktober tahun lalu.

Namun, Israel menghadapi tekanan internasional untuk meredakan serangan militernya di wilayah Jalur Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumpah kemenangan terbaru disampaikan Netanyahu setelah laporan media terkemuka Amerika Serikat (AS), New York Times (NYT), yang mengutip sumber-sumber menyebut Tel Aviv siap mencapai kesepakatan tanpa mencapai semua tujuannya dalam perang.

"Saya berada di sini untuk memperjelas: Ini tidak akan terjadi. Perang akan berakhir setelah Israel mencapai semua tujuannya, termasuk penghancuran Hamas dan pembebasan semua sandera kita," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Ditekankan oleh Netanyahu bahwa militer Israel memiliki "segala cara untuk mencapai" target-targetnya di Jalur Gaza.

"Kita tidak akan menyerah pada angin kekalahan, baik di New York Times maupun di mana saja. Kita terinspirasi oleh semangat kemenangan," cetusnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Perilaku Israel dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza telah memicu ketegangan dengan sekutu utamanya, AS.

Dalam komentarnya pada 24 Juni lalu, Netanyahu mengatakan bahwa "perang dalam fase intens akan segera berakhir di Rafah". Pernyataan itu semakin meningkatkan spekulasi mengenai perubahan taktik militer Israel.

Namun ketika mengunjungi pasukan Israel pada Senin (1/7) waktu setempat, Netanyahu berusaha menegaskan kembali tekad pemerintahannya.

"Saya melihat pencapaian yang sangat besar dalam pertempuran yang berlangsung di Rafah. Kita sedang bergerak maju menuju akhir tahap pemusnahan pasukan teroris Hamas," tegasnya.

Militer Israel melanjutkan beberapa operasinya di Jalur Gaza bagian utara dan area-area lainnya, yang sebelumnya diklaim telah diambil alih dari kelompok militan setempat. Tel Aviv juga merilis perintah evakuasi terbaru kepada warga sipil yang ada di area sekitar Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza bagian selatan.

Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang, yang kebanyakan warga sipil. Lebih dari 250 orang diculik dan disandera Hamas di Jalur Gaza, dengan Tel Aviv memperkirakan masih ada sekitar 116 sandera yang ditahan usai puluhan dibebaskan pada November lalu.

Militer Israel melancarkan rentetan serangan terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, dengan laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 37.925 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads