Kerajaan Arab Saudi mengumumkan Abdul Wahab bin Zain Al Abidin Al Shaibi sebagai pemegang kunci Ka'bah, tempat yang paling disucikan dalam agama Islam di Makkah. Abdul Wahab, anggota tertua keluarga Al-Shaibi, menggantikan Saleh Al-Shaibi, penjaga senior Ka'bah yang meninggal dunia pada Jumat (21/6/2024).
Menyerahkan kunci Ka'bah dan Maqam Ibrahim kepada anggota tertua keluarga Al-Shaibi merupakan tradisi yang diturunkan selama berabad-abad. Selama lebih dari 15 abad terakhir sejak era Nabi Muhammad, Bani Shaybah telah dipercaya untuk melindungi Ka'bah dan memegang kuncinya.
Upacara penyerahan kunci Ka'bah dan Maqam Ibrahim digelar di Makkah pada Senin (24/6/2024) lalu. Setelah mengambil alih kunci Ka'bah, Abdul Wahab berkata, "Semoga Allah melancarkan saya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab kedua tempat yang diberkahi ini."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentang Penjaga Ka'bah
Penjaga Ka'bah adalah satu-satunya orang yang mempunyai kunci Ka'bah, dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan Kabah - termasuk mengganti Kiswada (kain penutup), mencuci, dan memberi wewangian.
Menurut sejarah Islam, kunci Kabah awalnya dipegang oleh Nabi Ismail yang membangun kembali Ka'bah bersama ayahnya, Nabi Ibrahim. Setelah itu, sejumlah suku menjadi juru kunci Ka'bah, hingga akhirnya kunci Kabah dipegang oleh Bani Syaibah.
![]() |
Asal-usul Bani Shaybah Jadi Pemegang Kunci Ka'bah
Abdul Wahab adalah pemegang kunci Ka'bah ke-77 sejak penaklukan Makkah pada tahun 630. Namun, dia adalah pemegang kunci ke-109 jika dihitung sejak zaman Qusayy bin Kilab leluhur suku Quraisy sekaligus kakek keempat Nabi Muhammad SAW yang hidup pada era pra-Islam.
Menurut sejarah Islam, ketika Nabi Muhammad SAW memasuki Ka'bah setelah menaklukkan Makkah, dia menghancurkan semua berhala yang ada di dalamnya. Nabi Muhammad SAW lalu memanggil Utsman bin Thalhah, anggota keluarga Bani Shaybah yang saat itu menjadi juru kunci Ka'bah.
Nabi Muhammad SAW kemudian memberinya kunci Ka'bah dan berkata kepada Utsman bin Thalhah bahwa kunci itu akan selalu bersama Utsman beserta keturunannya dan tidak ada seorang pun yang dapat merebutnya, kecuali seorang tiran.
Utsman bin Thalhah lalu mewariskan kunci Kabah kepada Syaibah bin Utsman bin Thalhah.