Iran menggelar pemilihan presiden (pilpres) cepat pada Jumat (28/6) untuk mencari pengganti mendiang Presiden Ebrahim Raisi yang meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter pada Mei lalu. Lebih dari 61 juta orang memiliki hak suara untuk memilih salah satu dari empat capres yang mencalonkan diri.
Seperti dilansir AFP dan Press TV, Jumat (28/6/2024), Kementerian Dalam Negeri Iran mengumumkan bahwa tempat-tempat pemungutan suara di berbagai wilayah negara Syiah tersebut telah dibuka pada pukul 08.00 waktu setempat.
"Kami memulai pemilu," ucap Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Iran, Ahmad Vahidi, dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah. Dia menyebut ini merupakan pilpres ke-14 dalam sejarah Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menurut laporan Press TV, menggunakan hak suaranya di salah satu tempat pemungutan suara di Teheran.
"Ketahanan, konsistensi, martabat, dan martabat Republik Islam (Iran) di dunia bergantung pada kehadiran rakyat," ucap Khamenei sembari menyerukan partisipasi pemilih yang tinggi dalam pilpres kali ini.
Menurut kepala komisi pemilu Iran, seperti dilaporkan Press TV, lebih dari 61 juta orang memiliki hak untuk memilih dalam pilpres kali ini.
Pemungutan suara dimulai pada Jumat (28/6) pagi, pukul 08.00 waktu setempat, dan akan berlangsung selama 10 jam, atau hingga pukul 18.00 waktu setempat.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Mendagri Iran memiliki wewenang untuk memperpanjang waktu pemungutan suara jika memang diperlukan. Pelaksanaan pemungutan suara di Iran biasanya bisa diperpanjang hingga tengah malam.
Ada empat capres yang mencalonkan diri dalam pilpres Iran, setelah dua capes mengundurkan diri pada Kamis (27/6) waktu setempat. Tiga capres merupakan kandidat garis keras, sedangkan satu capres merupakan kandidat moderat yang didukung faksi reformis yang dikesampingkan di Iran beberapa tahun terakhir.
Keempat capres itu antara lain Mohammad Baqer Qalibat yang merupakan ketua parlemen dan mantan komandan Garda Revolusi, kemudian Saeed Jalili yang merupakan mantan perunding nuklir yang selama empat tahun bekerja di kantor Khamenei, lalu Masoud Pezeshkian yang merupakan anggota parlemen dari kalangan reformis, dan Mostafa Pourmohammadi yang seorang ulama dan pernah menjabat Menteri Kehakiman pada era Presiden Hassan Rouhani.
Baca juga: Siapa yang Diunggulkan Jelang Pilpres Iran? |
Dengan surat suara dihitung secara manual, maka hasil akhir diperkirakan akan diumumkan dalam waktu dua hari meskipun hasil awal mungkin akan dirilis lebih cepat.
Jika tidak ada capres yang mendapatkan sedikitnya 50 persen ditambah satu suara dari seluruh surat suara yang dihitung, maka putaran kedua akan digelar antara dua capres dengan posisi teratas pada hari Jumat pertama setelah hasil pilpres diumumkan ke publik.