Iran meyakini kelompok Hizbullah memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dan wilayah Lebanon melawan Israel. Teheran bahkan menyebut Tel Aviv akan menjadi "pecundang terbesar" dalam perang habis-habisan melawan Hizbullah.
Seperti dilansir Al Arabiya dan Al Jazeera, Sabtu (22/6/2024), misi diplomatik Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam pernyataannya memperingatkan bahwa "mungkin waktunya untuk penghancuran diri rezim tidak sah ini telah tiba".
"Setiap keputusan yang tidak berhati-hati oleh rezim pendudukan Israel untuk menyelamatkan diri, bisa menjerumuskan kawasan ini ke dalam perang baru, yang konsekuensinya adalah kehancuran infrastruktur Lebanon serta wilayah pendudukan tahun 1948," sebut misi diplomatik Iran untuk PBB dalam pernyataan via media sosial X pada Jumat (21/6) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan tersebut disampaikan saat ketegangan semakin meninggi antara Hizbullah dan Israel, dengan kekhawatiran akan serangan besar-besaran Tel Aviv terhadap Lebanon terus meningkat. Hizbullah merupakan kelompok yang bermarkas di Lebanon dan didukung oleh Teheran.
"Tidak diragukan lagi, perang ini akan memiliki satu pecundang terbesar, yaitu rezim Zionis," cetus misi diplomatik Iran untuk PBB dalam pernyataannya.
"Gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah, memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dan Lebanon -- mungkin sudah tiba waktunya bagi penghancuran diri rezim tidak sah ini," tegas pernyataan tersebut.
Pekan ini, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa jika militer Israel berperang di Lebanon, kelompoknya akan menggunakan roket dan drone untuk menjangkau target-target di seluruh wilayah Israel.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Diancam Hizbullah, Presiden Siprus Buka Suara Dianggap Bantu Israel':
Nasrallah juga memperingatkan bahwa Hizbullah akan mengobarkan perang "tanpa menahan diri dan tanpa aturan dan tanpa batasan".
Peringatan ini disampaikan saat ketegangan di perbatasan Lebanon, yang menjadi markas Hizbullah, dan Israel semakin meningkat. Hampir setiap hari serangan lintas perbatasan terjadi antara kelompok Hizbullah dan militer Israel, terutama sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Pada Jumat (21/6) waktu setempat, Israel melontarkan ancaman terbaru dan mengatakan pihaknya akan segera "mengambil keputusan yang diperlukan" untuk menghadapi kelompok Lebanon yang bersekutu dengan Iran.
"Israel tidak bisa membiarkan organisasi teror Hizbullah terus menyerang wilayah dan warganya, dan kami akan segera mengambil keputusan yang diperlukan," tegas Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, dalam pernyataannya.
"Dunia yang bebas harus mendukung Israel tanpa syarat dalam perangnya melawan poros kejahatan yang dipimpin oleh Iran dan ekstremis Islam. Perang kami juga merupakan perang Anda," sebutnya.