Terungkap Kehidupan Pribadi Pemimpin ISIS dari Cerita Janda Al-Baghdadi

Terungkap Kehidupan Pribadi Pemimpin ISIS dari Cerita Janda Al-Baghdadi

Arief Ikhsanudin - detikNews
Selasa, 11 Jun 2024 22:13 WIB
Wawancara eksklusif BBC: Janda pemimpin ISIS ungkap detail kehidupan pribadi Abu Bakar al-Baghdadi
Umm Hudaifa adalah istri pertama dari pemimpin Negara Islam Irak Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi (BBC World)
Jakarta -

Umm Hudaifa adalah istri pertama dari pemimpin Negara Islam Irak Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi menyampaikan kehidupan Al Baghdadi. Beberapa hal diungkapkan oleh Umm Hudaifa.

Dilansir BBC Indonesia, Selasa (11/6/2024), Umm menikah saat al-Baghdadi menjadi orang nomor satu dalam pemerintahan ISIS selama tindakan brutal kelompok ini di sebagian besar wilayah Suriah dan Irak.

Umm Hudaifa saat ini ditahan di penjara Irak selama proses penyelidikan terkait dugaan keterlibatannya atas kejahatan terorisme.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dan pada salah satu kesempatan, dia mengirimkan seorang pengawalnya ke rumah untuk menjemput dua anaknya yang masih kecil.


"Dia mengatakan kepada saya bahwa mereka akan melakukan perjalanan untuk mengajak anak-anaknya belajar berenang," kata Umm Hudaifa.

ADVERTISEMENT

Di rumahnya ada televisi yang biasa dia tonton secara sembunyi-sembunyi.

"Saya biasa menyalakannya saat dia tidak ada di rumah," katanya, seraya menambahkan keinginannya menonton televisi itu tidak berhasil.

Umm Hudaifa mengatakan, dia terputus dari dunia luar karena suaminya tidak mengizinkannya menonton televisi atau menggunakan teknologi lain, seperti telepon seluler, sejak 2007.

Beberapa hari setelah pengawalnya membawa anak-anaknya, dia mengaku dapat menyalakan televisi dan mendapat "kejutan besar".


Menganggap Diri Korban

Selama percakapan, Umm Hudaifa menggambarkan dirinya sebagai korban yang mencoba melarikan diri dari suaminya dan menyangkal bahwa dia terlibat dalam aktivitas brutal ISIS.

Pengakuannya ini sangat bertolak belakang dengan apa yang diungkapkan dalam gugatan di pengadilan yang diajukan oleh sejumlah perempuan kelompok Yazidi yang diculik dan diperkosa oleh anggota ISIS.

Para perempuan Yazidi ini menuduh Umm Hudaifa terlibat dalam kasus perbudakan seksual terhadap para perempuan muda yang diculik.

Bertahun-tahun setelah pembebasannya, Umm Hudaifa mengklaim suaminya telah berubah: "Dia menjadi gampang marah dan mudah sekali emosi."

Sejumlah orang yang mengenal sosok al-Baghdadi mengatakan bahwa dia pernah terlibat dengan al-Qaeda sebelum berada di Bucca, namun baginya, hal itu menandai titik balik setelah dia menjadi semakin ekstrem.

"Al-Baghdadi mulai terjerat masalah psikologis," kata Umm Hudaifa. Ketika sang istri bertanya mengapa, al-Baghdadi berujar kepadanya bahwa "dia dihadapkan sesuatu yang kamu tak akan mengerti".

Umm Hudaifa meyakini bahwa meskipun dia tidak secara eksplisit mengatakannya, "selama penahanannya al-Baghdadi menjadi sasaran penyiksaan seksual".

Umm Hudaifa bilang dia mulai bertanya-tanya apakah suaminya anggota kelompok militan.

"Saya biasa menggeledah pakaiannya saat dia pulang ke rumah, saat dia mandi, atau saat dia hendak tidur.

"Saya bahkan mencari luka memar atau luka di tubuhnya Saya bingung," katanya, tetapi dia tidak menemukan apa pun.

"Saat itu aku memberitahunya, Kamu tersesat hal itu membuatnya marah besar."

"Kami pindah ke pedesaan Idlib di Suriah pada Januari 2012, dan di sana menjadi jelas bagi saya bahwa dialah emir [pemimpin]," kata Umm Hudaifa.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Negara Islam Irak adalah salah satu kelompok yang kemudian bergabung untuk membentuk kelompok Negara Islam yang lebih luas yang mendeklarasikan kekhalifahan sebuah negara Islam yang diatur berdasarkan Syariah oleh seseorang yang dianggap sebagai wakil Tuhan di Bumi dua tahun kemudian.

Saat itu, katanya, dia mulai mengenakan pakaian ala orang Afghanistan, menumbuhkan janggut, dan membawa pistol.

Ketika situasi keamanan memburuk di barat laut Suriah selama perang saudara di negara itu, mereka pindah ke wilayah timur menuju kota Raqqa, yang kemudian dianggap sebagai ibu kota de facto "kekhalifahan" ISIS.

Di sinilah Ummu Hudaifa tinggal ketika dia melihat suaminya di televisi.

Lihat Video Kekerasan

Umm mengaku saat itu dia tidak bisa melihat video atau foto yang menggambarkan kekerasan.

Namun dia dapat menggambarkan kekejaman tersebut sebagai "sangat mengejutkan, tidak manusiawi" dan menyebut "tindakan kekerasan itu melanggar batas kemanusiaan".

Ummu Hudaifa mengaku dia sempat menentang suaminya perihal "darah orang-orang yang tidak bersalah" di tangannya dan mengatakan kepadanya bahwa "menurut hukum Islam ada hal-hal lain yang bisa dilakukan, misalnya membimbing mereka agar bertobat".

Dia menggambarkan bagaimana suaminya berkomunikasi dengan para pemimpin ISIS melalui laptopnya.

Al-Baghdadi menyimpan komputernya terkunci di dalam tas kerja.

"Saya mencoba membobolnya untuk mencari tahu apa yang terjadi," katanya, "tetapi saya buta teknologi dan selalu terbentur kode sandi."

Ummu Hudaifa berkata, dia mencoba melarikan diri, namun orang-orang bersenjata di pos pemeriksaan menolak membiarkannya lewat dan mengirimnya kembali ke rumah.

Halaman 2 dari 2
(aik/taa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads