Para aktivis Rohingya menuduh AA menggusur secara paksa puluhan ribu anggota komunitas mereka, serta membakar dan menjarah rumah mereka.
Mereka juga menuduh junta merekrut secara paksa ribuan warga Rohingya untuk melawan AA, seiring militer kehilangan kekuatan.
Sebelumnya, ratusan ribu warga Rohingya melarikan diri dari Rakhine ke negara tetangga Bangladesh pada tahun 2017, ketika terjadi tindakan keras oleh militer yang kini menjadi subjek kasus genosida PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guterres juga mengutuk serangan junta yang dilaporkan menewaskan warga sipil di wilayah Sagaing, yang merupakan pusat perlawanan terhadap kudeta militer pada tahun 2021.
Awal pekan ini media lokal melaporkan bahwa serangan udara di desa Ma Thaw di Sagaing telah menewaskan sekitar selusin orang yang berkumpul untuk merayakan pernikahan.
Junta belum menanggapi permintaan komentar mengenai insiden tersebut.
(ita/ita)