China-Filipina Ribut Soal Tuduhan Todong Senjata di Laut China Selatan

China-Filipina Ribut Soal Tuduhan Todong Senjata di Laut China Selatan

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 04 Jun 2024 17:59 WIB
Kapal penjaga pantai Filipina dan China hampir bertabrakan di wilayah sengketa Laut China Selatan, April 2023Foto: Ted Aljibe/AFP/Getty Images
Ilustrasi -- Kapal penjaga pantai Filipina dan China hampir tabrakan di Laut China Selatan beberapa waktu lalu (dok. Ted Aljibe/AFP/Getty Images)
Manila -

Pemerintah China dan Filipina kembali terlibat perselisihan di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Beijing menuduh para personel militer Manila sempat menodongkan senjata setelah perahu karet milik penjaga pantai China mendekati pos militer Filipina yang ada di perairan tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (4/6/2024), laporan media pemerintah China, CCTV, menyebut bahwa sedikitnya dua personel militer Filipina sempat menodongkan senjata ke arah perahu karet milik Penjaga Pantai China saat konfrontasi terjadi di area Second Thomas Shoal, yang berada di perairan Laut China Selatan.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, Romeo Brawner, dalam tanggapannya membantah laporan CCTV soal insiden yang terjadi di BRP Sierra Madre, sebuah kapal perang yang dikaramkan dan diubah menjadi garnisun militer Filipina sejak tahun 1999 lalu di area Second Thomas Shoal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brawner menegaskan bahwa dalam insiden yang terjadi saat misi pasokan rutin pada 19 Mei lalu untuk tentara Filipina yang ditugaskan di BRP Sierra Madre itu, para personel militer Manila hanya memegang senjata mereka dan tidak menodongkannya ke arah perahu karet Penjaga Pantai China yang mendekati mereka.

"Itu hanya sebagai persiapan untuk membela diri jika terjadi sesuatu, karena mereka (kapal Penjaga Pantai China-red) sangat dekat," jelas Brawner dalam konferensi pers, sembari menggambarkan aksi kapal Penjaga Pantai China itu sebagai aksi "provokatif".

ADVERTISEMENT

Militer Filipina menyebut perahu karet milik Penjaga Pantai China mendekati BRP Sierra Madre hanya dalam jarak 5-10 meter saja, dan sempat menyita beberapa pasokan yang dijatuhkan dari udara untuk para tentara Manila yang berjaga di sana.

Brawner menyebut aksi Beijing itu "ilegal" dan "tidak bisa diterima".

"Ini menimbulkan kekhawatiran. Jadi sebagai langkah pencegahan, tentara kami memegang senjata mereka. Ini adalah bagian dari aturan keterlibatan," ucapnya.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

"Kami menyangkal bahwa ada tentara kami yang secara sengaja menodongkan senjata mereka ke salah satu perahu China... Tapi kami tidak akan menyangkal fakta bahwa mereka membawa senjata," tegas Brawner dalam tanggapannya.

Dia menambahkan bahwa BRP Sierra Madre merupakan kapal yang ditugaskan Angkatan Laut Filipina sehingga diizinkan memiliki senjata. "Kami memiliki hak untuk mempertahankan diri," ucap Brawner, sembari menegaskan bahwa Filipina akan terus menegaskan kedaulatan wilayahnya di area tersebut.

China mengklaim hampir seluruh perairan Laut China Selatan, termasuk area Second Thomas Shoal. Beijing bahkan mengerahkan ratusan kapal untuk berpatroli di jalur perairan tersebut, termasuk kapal-kapal yang disebut oleh Filipina sebagai "milisi maritim China" yang dilaporkan juga hadir dalam insiden 19 Mei itu.

Belum ada tanggapan selanjutnya dari Kedutaan Besar China di Manila maupun dari otoritas Beijing.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads