Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan bahwa kawasan Asia-Pasifik tetap menjadi "prioritas" bagi Washington. Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat akan aman "hanya jika Asia juga aman".
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (1/6/2024), Lloyd menyampaikan pernyataan tersebut di forum keamanan besar di Singapura, sehari setelah dia bertemu dengan Menhan China Dong Jun.
"Amerika Serikat hanya bisa aman jika Asia aman dan itulah sebabnya Amerika Serikat telah lama mempertahankan kehadirannya di kawasan ini," kata Austin pada forum Dialog Shangri-La, yang dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi barometer hubungan AS-China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Austin mengatakan, meskipun konflik bersejarah terjadi di Eropa dan Timur Tengah, Asia-Pasifik "tetap menjadi wilayah operasi prioritas kami".
Amerika Serikat terus berupaya memperkuat aliansi dan kemitraan di kawasan Asia-Pasifik, khususnya dengan Filipina, dalam upayanya melawan kekuatan dan pengaruh militer China yang semakin besar.
Seiring dengan memperdalam hubungan pertahanan, AS juga meningkatkan latihan militer gabungan, sambil secara teratur mengerahkan kapal perang dan jet tempur di Selat Taiwan dan Laut China Selatan - yang membuat marah para pemimpin China.
Pemerintah China memandang hal ini sebagai bagian dari upaya AS selama puluhan tahun untuk membendungnya.
Saksikan Video 'KuTips: Jurus Beli Rumah untuk Si Pekerja Gaji UMR':
Dialog Shangri-La tahun ini digelar seminggu setelah China mengadakan latihan militer di sekitar Taiwan setelah pelantikan Presiden Lai Ching-te, yang oleh Beijing digambarkan sebagai "separatis berbahaya".
Filipina, sekutu Amerika Serikat, merupakan fokus utama upaya Washington di kawasan Asia.
Mengingat posisinya di Laut China Selatan dan kedekatannya dengan Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayahnya, dukungan Filipina akan sangat penting bagi Amerika Serikat jika terjadi konflik.
Austin menegaskan pada hari Sabtu (1/6), bahwa komitmen AS untuk membela Filipina berdasarkan perjanjian pertahanan bersama mereka tetap "kuat". Hal ini disampaikan seiring konfrontasi yang berulang kali antara kapal-kapal China dan Filipina di Laut Cina Selatan telah memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.