Sedikitnya 15 orang meninggal dalam waktu 24 jam akibat dugaan terkena serangan panas atau heatstroke di negara bagian Bihar dan Oshida di India bagian timur pada Kamis (30/5). Insiden tragis ini terjadi ketika India dilanda gelombang panas yang diperkirakan terus berlanjut hingga Sabtu (1/6) besok.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (31/5/2024), sejumlah wilayah India mengalami musim panas ekstrem yang terik, dengan sebagian wilayah New Delhi mencatat suhu tertinggi di negara itu, yakni mencapai 52,9 derajat Celsius pada pekan ini.
Suhu tersebut masih mungkin direvisi setelah departemen cuaca setempat memeriksa sensor stasiun cuaca yang mencatat bacaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Meteorologi India (IMD) melaporkan bahwa meskipun suhu udara di wilayah barat laut dan wilayah tengah India diperkirakan akan menurun dalam beberapa hari mendatang, gelombang panas yang terjadi di wilayah India bagian timur kemungkinan akan berlanjut selama dua hari.
IMD diketahui menetapkan gelombang panas ketika suhu udara mencapai sekitar 4,5 derajat Celsius hingga 6,4 derajat Celsius lebih tinggi dari biasanya.
Otoritas setempat menuturkan kepada Reuters bahwa sedikitnya 10 kematian dilaporkan di rumah sakit pemerintah di wilayah Rourkela di negara bagian Odisha pada Kamis (30/5) waktu setempat. Lima kematian lainnya dilaporkan di kota Aurangabad, negara bagian Bihar, akibat "sunstroke".
"Sekitar tujuh orang lainnya meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit kemarin, namun penyebab pasti kematian mereka akan diketahui setelah autopsi," sebut pejabat distrik Aurangabad, Shrikant Shastree, dalam pernyataan kepada Reuters.
Pemerintah negara bagian Odisha telah melarang aktivitas luar ruangan bagi para karyawannya antara pukul 11.00 waktu setempat hingga pukul 15.00 waktu setempat ketika suhu udara mencapai puncaknya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Live DetikSore:
Saksikan Video 'RS di Delhi Alami Lonjakan Pasien Imbas Cuaca Panas Ekstrem':
Laporan media lokal menyebut sedikitnya tiga orang meninggal akibat dugaan heatstroke di negara bagian Jharkhand, yang bertetangga dengan Bihar.
Di ibu kota New Delhi, di mana suhu tinggi telah membuat burung-burung dan monyet liar jatuh pingsan atau sakit, otoritas kebun binatang setempat mengandalkan kolam dan alat penyiram air untuk membantu 1.200 penghuninya.
"Kami telah beralih ke pola makan pengelolaan musim panas, yang mencakup pola makan lebih banyak cairan serta buah-buahan dan sayuran musiman yang mengandung lebih banyak air," tutur direktur kebun binatang New Delhi, Sanjeet Kumar, kepada kantor berita ANI.
New Delhi yang suhu udaranya diperkirakan mencapai 43 derajat Celsius pada Jumat (31/5) waktu setempat, mencatat kematian pertama akibat cuaca panas ekstrem pada pekan ini dan menghadapi kekurangan air yang parah.
Miliaran orang di berbagai negara di kawasan Asia, termasuk Pakistan yang merupakan negara tetangga India, sedang bergulat menghadapi kenaikan suhu udara. Situasi itu menjadi tren, yang menurut para ilmuwan, diperburuk oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.