Kelompok Hamas mengatakan kepada para mediator bahwa mereka tidak akan terlibat lebih lanjut dalam perundingan gencatan senjata untuk Jalur Gaza selama agresi Israel terus berlangsung.
Namun, Hamas juga menyatakan pihaknya siap untuk mencapai "kesepakatan penuh", termasuk pertukaran sandera-tahanan, jika Israel menghentikan perang.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (31/5/2024), perundingan yang dimediasi Mesir dan Qatar untuk mewujudkan gencatan senjata, antara Hamas dan Israel yang berperang di Jalur Gaza, telah berulang kali terhenti karena kedua belah pihak saling menyalahkan atas kurangnya kemajuan yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan terbaru Hamas ini disampaikan ketika militer Israel terus melancarkan serangan terhadap target-target di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, meskipun ada perintah Mahkamah Internasional (ICJ) -- pengadilan tertinggi PBB -- untuk segera menghentikan serangan itu.
"Hamas dan faksi-faksi Palestina tidak akan menerima untuk menjadi bagian dari kebijakan ini dengan melanjutkan perundingan (gencatan senjata) mengingat adanya agresi, pengepungan, kelaparan dan genosida terhadap rakyat kami," demikian pernyataan kelompok Hamas pada Kamis (30/5) waktu setempat.
"Hari ini. kami telah memberitahu para mediator tentang posisi kami yang jelas bahwa jika pendudukan (Israel) menghentikan perang dan agresi terhadap rakyat kami di Gaza, maka kesiapan kami adalah mencapai kesepakatan penuh yang mencakup kesepakatan pertukaran komprehensif," tegas pernyataan itu.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Live DetikSore:
Simak Video "Video: Israel Berniat Kendalikan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza"
[Gambas:Video 20detik]