Paus Fransiskus dilaporkan menggunakan istilah yang sangat menghina untuk menyebut komunitas LGBT saat berbicara dalam pertemuan pribadi dengan para uskup. Sang pemimpin umat Katolik sedunia ini juga disebut menegaskan kembali posisinya bahwa kaum gay tidak boleh diizinkan menjadi pastor.
Seperti dilansir media Sky News, Selasa (28/5/2024), laporan surat kabar terbesar di Italia La Repubblica dan Corriere della Sera menyebut Paus Fransiskus menyampaikan pernyataan dengan menggunakan kata-kata yang sangat ofensif untuk komunitas LGBT dalam pertemuan tertutup dengan para uskup.
Kedua surat kabar Italia itu melaporkan bahwa Paus Fransiskus menggunakan istilah vulgar dalam bahasa Italia "frociaggine" yang merupakan sebutan kasar untuk homoseksualitas. Istilah vulgar tersebut digunakan Paus Fransiskus ketika menggambarkan sekolah tinggi pastoral sudah terlalu penuh dengan homoseksualitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan bahwa momen itu terjadi pada 20 Mei lalu, seperti pertama kali diberitakan oleh situs gosip politik Dagospia, ketika Konferensi Uskup Italia menggelar pertemuan pribadi dengan Paus Fransiskus.
Sementara La Repubblica mendasarkan laporannya pada beberapa sumber yang tidak disebutkan secara spesifik, dan Corriere mengutip para uskup, yang enggan disebut namanya, yang menyatakan bahwa Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina mungkin tidak menyadari istilah vulgar Italia itu bersifat sangat menghina.
Vatikan belum mengomentari laporan tersebut.
Laporan ini memicu kehebohan karena Paus Fransiskus yang kini berusia 87 tahun, menuai pujian dalam memimpin Gereja Katolik Roma mengambil pendekatan yang lebih ramah terhadap komunitas LGBT.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat juga Video: Gus Yahya soal Kunjungan Paus Fransiskus: Pererat Komunikasi NU-Vatikan
Pada awal kepausannya tahun 2013 lalu, Paus Fransiskus pernah berkata: "Jika seseorang gay dan mencari Tuhan serta memiliki niat baik, siapakah saya berhak menghakimi?"
Tahun lalu, Paus Fransiskus mengizinkan para pastor untuk memberkati pasangan sesama jenis. Hal itu langsung memicu reaksi keras dari kalangan konservatif.
Namun tahun 2018 lalu, Paus Fransiskus mengatakan kepada para uskup di Italia untuk berhati-hati memeriksa calon pastor dan menolak siapa pun yang diduga seorang homoseksual.