Sebanyak 13 negara Barat, termasuk banyak negara yang selama ini mendukung Israel, menyerukan Israel untuk tidak melancarkan serangan besar-besaran di kota Rafah, Gaza.
"Kami menegaskan kembali penolakan kami terhadap operasi militer skala penuh di Rafah yang akan menimbulkan konsekuensi parah terhadap penduduk sipil," demikian bunyi seruan tersebut, yang dikirim oleh para menteri luar negeri negara-negara tersebut kepada Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, dan dipublikasikan pada Jumat (17/5/2024).
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (17/5/2024), seruan tersebut disampaikan oleh Australia, Inggris, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan dan negara-negara anggota Uni Eropa: Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Italia, Belanda dan Swedia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para menteri tersebut menyambut baik langkah-langkah baru-baru ini yang diadopsi oleh kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meningkatkan aliran bantuan internasional ke Gaza, namun juga menyerukan "langkah lebih lanjut".
"Kami mendesak pemerintah Israel untuk membiarkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza melalui semua titik perlintasan yang relevan, termasuk di Rafah," kata mereka.
Mereka meminta Israel untuk mengambil "tindakan nyata untuk melindungi warga sipil, pekerja bantuan kemanusiaan internasional dan lokal serta jurnalis".
Simak juga 'Presiden Mesir Sebut Israel Terus Hindari Upaya Gencatan Senjata':
Seruan tersebut juga menyerukan "gencatan senjata yang berkelanjutan".
Para menteri juga mendesak Israel untuk "membuka semua jalur pasokan darat ke Gaza untuk mendapatkan bantuan, untuk memulai kembali layanan listrik, air dan telekomunikasi", dan secara signifikan meningkatkan "pasokan barang-barang yang sangat dibutuhkan... khususnya pasokan medis".
Terakhir, mereka meminta Israel untuk "memfasilitasi evakuasi lebih lanjut dengan memberikan izin keluar bagi semua warga negara kami, orang-orang yang memenuhi syarat, dan warga Palestina yang mengaku pindah ke luar negeri karena alasan kemanusiaan atau medis".