Slovakia digemparkan oleh peristiwa percobaan pembunuhan terhadap pemimpin negeri itu, Perdana Menteri (PM) Robert Fico pada hari Rabu (15/5) lalu. Mantan kepala kepolisian Slovakia, Stefan Hamran mengecam ketidaksiapan para pengawal Fico saat kejadian. Dia menyebut "mereka bereaksi terlambat, bereaksi buruk".
"Bukannya langsung menerjang ke arah penyerang... mereka malah bergerak ke arah berlawanan dan mencoba menghindari tembakan," cetusnya seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (17/5/2024).
Dia mengkritik reaksi para pengawal setelah tembakan dilepaskan. "Ada kekacauan di sana, itu jelas dan itu sebuah kegagalan," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fico sendiri telah berbicara beberapa minggu lalu tentang bahaya jika seseorang menembaki politisi," kata Hamran kepada surat kabar Dennik N pada hari Kamis (16/5) waktu setempat. Dia bertanya-tanya siapa yang menganalisis hal ini dan menilai ancamannya.
Mantan kepala unit keamanan pribadi Slovakia, Juraj Zabojnik, juga mengkritik para pengawal perdana menteri. "Jika empat atau lima tembakan bisa dilepaskan, ada yang harus disalahkan," katanya kepada saluran berita TA3.
Dia mengaku belum melihat satu pun pengawal yang berdiri di depan kepala pemerintah tersebut.
Fico ditembak pada hari Rabu (15/5) lalu ketika dia berjabat tangan dengan anggota masyarakat setelah rapat Kabinet di HandlovΓ‘. Harian Dennik N mengatakan ada beberapa tembakan yang terdengar. Setelah itu, penjaga keamanan bergegas mengangkat Perdana Menteri Fico dari tanah dan masuk ke dalam mobil.
Saksikan Live DetikSore:
Simak Video 'Istri Pelaku Penembakan PM Slovakia Ditangkap Polisi':
Tayangan televisi Slovakia menunjukkan seorang pria paruh baya yang mengenakan celana jins diborgol.
Polisi telah menangkap pelaku yang ternyata merupakan pria lansia berusia 71 tahun, yang disebut merupakan seorang penulis. Presiden Slovakia Zuzana Caputova menyebut polisi telah menahan pelaku bersenjata itu di lokasi. Zuzana pun mengaku kaget.
"Saya kaget, kita semua kaget dengan serangan yang mengerikan dan keji ini," ujar Caputova.