Liga Arab menyerukan adanya pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah-wilayah Palestina dan konferensi perdamaian internasional. Hal ini disampaikan dalam KTT Liga Arab yang digelar di Bahrain pada Kamis (16/5) waktu setempat, yang didominasi oleh perang antara Israel dan Hamas.
Dilansir Al Arabiya dan AFP, Jumat (17/5/2024), dalam pernyataan penutup setelah pertemuan di Manama, ibu kota Bahrain itu, kelompok beranggotakan 22 negara tersebut menyerukan "perlindungan internasional dan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah pendudukan Palestina" sampai solusi dua negara diterapkan.
Hal ini juga mengadopsi seruan dari tuan rumah KTT Liga Arab, Raja Hamad dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk "mengadakan konferensi internasional di bawah naungan PBB, untuk menyelesaikan masalah Palestina berdasarkan solusi dua negara."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertemuan para kepala negara dan pemerintahan Arab ini diadakan di Bahrain di tengah perang di Gaza yang telah berkecamuk selama lebih dari tujuh bulan.
Perang Gaza pecah setelah serangan Hamas di Israel selatan yang mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, menurut angka Israel. Dalam serangan itu, para militan juga menyandera sekitar 250 sandera, 128 di antaranya diperkirakan masih berada di Gaza, termasuk 36 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 35.272 orang, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas. Pengepungan Israel atas wilayah itu juga telah menyebabkan kekurangan pangan yang parah dan ancaman kelaparan.
Liga Arab secara terpisah juga menyerukan gencatan senjata "segera" di Gaza dan diakhirinya pengungsian paksa di wilayah Palestina itu.
Berbicara di KTT tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menggambarkan perang Gaza sebagai "luka terbuka yang mengancam akan menginfeksi seluruh wilayah", dan menyerukan "pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat."
Guterres mengatakan "satu-satunya cara permanen untuk mengakhiri siklus kekerasan dan ketidakstabilan adalah melalui solusi dua negara."
Menanggapi seruan untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian, juru bicara PBB mengatakan pembentukan misi apa pun akan bergantung pada "mandat dari Dewan Keamanan".
Hal ini, kata wakil juru bicara Sekjen PBB, "adalah sesuatu yang perlu ditetapkan dan hal tersebut bukanlah hal yang kita anggap remeh."
"Deklarasi Manama" yang dikeluarkan oleh negara-negara Arab tersebut juga mendesak "semua faksi Palestina untuk bergabung di bawah payung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)," yang didominasi oleh gerakan Fatah yang dipimpin Abbas. Ditambahkan bahwa Liga Arab menganggap PLO sebagai "satu-satunya perwakilan sah rakyat Palestina."