Netanyahu Klaim Tak Ada Bencana Kemanusiaan di Rafah

Netanyahu Klaim Tak Ada Bencana Kemanusiaan di Rafah

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 16 Mei 2024 13:39 WIB
Mourners react during the funeral of Palestinians killed in Israeli strikes, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in Rafah, in the southern Gaza Strip, April 29, 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Ilustrasi -- Kehancuran di Rafah, Gaza bagian selatan, akibat gempuran militer Israel (dok. REUTERS/Hatem Khaled)
Tel Aviv -

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut sejauh ini hampir 500.000 orang mengungsi dari Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, saat ancaman invasi darat membayangi. Netanyahu juga menepis kekhawatiran luas soal potensi terjadinya "bencana kemanusiaan" di Rafah.

"Upaya kami yang bertanggung jawab telah membuahkan hasil. Sejauh ini, di Rafah, hampir setengah juta orang telah dievakuasi dari zona pertempuran," ucap Netanyahu dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (16/5/2024).

Komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utama Israel, telah mendesak Tel Aviv untuk menahan diri melancarkan serangan darat secara besar-besaran di Rafah, di mana sekitar 1,4 juta orang mencari perlindungan dari perang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Netanyahu bersikeras menyatakan tidak ada bencana kemanusiaan di Rafah, seperti yang dikhawatirkan banyak pihak, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Bencana kemanusiaan yang dibahas-bahas tidak terjadi, dan tidak akan terjadi," tegas Netanyahu.

ADVERTISEMENT

Israel, pekan lalu, mengabaikan peringatan internasional, termasuk dari AS, dan mengirimkan pasukan militernya bersama tank-tank ke wilayah Rafah bagian timur untuk memburu militan di sana.

PBB mengatakan pada Selasa (14/5) waktu setempat bahwa nyaris 450.000 orang telah mengungsi dari Rafah sejak Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk wilayah timur area tersebut pada 6 Mei lalu.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sekitar 100.000 orang lainnya, menurut PBB, telah meninggalkan rumah-rumah mereka di tengah pertempuran baru yang berkecamuk di Jalur Gaza bagian utara. Hal itu berarti sekitar seperempat penduduk Jalur Gaza telah mengungsi lagi hanya dalam waktu seminggu.

"Pasukan kami bertempur di seluruh Jalur Gaza," ujar Netanyahu. "Kami melakukan hal ini sambil mengevakuasi penduduk sipil dan memenuhi komitmen kami terhadap kebutuhan kemanusiaan mereka," sebutnya.

Lebih lanjut dalam pernyataannya, Netanyahu menegaskan kembali tekad Israel untuk sepenuhnya menghancurkan Hamas, yang melancarkan serangan mematikan terhadap Tel Aviv pada 7 Oktober tahun lalu yang memicu perang di Jalur Gaza.

"Memusnahkan Hamas adalah langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa pada 'hari berikutnya', tidak akan ada elemen di Gaza yang mengancam kita," tegasnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads