Dibayangi Invasi Israel, Lebih dari 100.000 Orang Ngungsi dari Rafah

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 11 Mei 2024 15:54 WIB
Warga Palestina terpaksa mengungsi dari Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, saat ancaman invasi darat Israel secara besar-besaran semakin membayangi (dok. REUTERS/RAMADAN ABED)
Rafah -

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa jumlah orang yang mengungsi dari Rafah, Jalur Gaza, bertambah melebihi 100.000 ribu orang dalam beberapa hari terakhir. Eksodus massal terjadi saat ancaman invasi darat besar-besaran oleh Tel Aviv semakin membayangi kota paling selatan di Jalur Gaza itu.

Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (11/5/2024), militer Israel sejak Senin (6/5) waktu setempat menyerukan warga Palestina untuk segera mengungsi dan meninggalkan wilayah Rafah bagian timur, yang semakin memicu kekhawatiran internasional yang luas akan terjadinya invasi darat secara besar-besaran.

Badan anak-anak PBB, atau UNICEF, melaporkan lebih dari 100.000 orang telah mengungsi dari Rafah sejauh ini. Sedangkan laporan badan kemanusiaan PBB atau OCHA menyebut jumlah orang yang mengungsi melebihi 110.000 orang.

Semua mata tertuju pada Rafah dalam beberapa pekan terakhir, yang populasinya membengkak menjadi sekitar 1,5 juta jiwa setelah ratusan ribu warga Palestina melarikan diri dari pertempuran di wilayah Jalur Gaza lainnya.

Kepala sub-kantor OCHA di Gaza, Georgios Petropoulos, menyebut situasi di daerah kantong Palestina itu telah mencapai "level darurat yang belum pernah terjadi sebelumnya".

"Perintah evakuasi baru-baru ini yang kami terima dari pemerintah Israel terkait dengan operasi militer di Rafah kini memicu lebih dari 110.000 pengungsi yang harus berpindah ke utara," ucap Petropoulos dalam pengarahan via tautan video dari Rafah, yang disampaikan di Jenewa, Swiss.

"Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang harus mengungsi sebanyak lima atau enam kali," sebutnya.

Negara-negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat (AS) yang merupakan pendukung utama Israel, telah mendesak Tel Aviv untuk tidak memperluas serangan darat ke Rafah, dengan alasan kekhawatiran akan banyaknya korban sipil.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.




(nvc/idh)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork