Jelang Invasi, Israel Evakuasi 100.000 Orang dari Rafah

Jelang Invasi, Israel Evakuasi 100.000 Orang dari Rafah

Tim detikcom - detikNews
Senin, 06 Mei 2024 14:02 WIB
Displaced Palestinians inspect the site of an Israeli strike on a tent camp, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in Rafah, in the southern Gaza Strip April 22, 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Ilustrasi -- serangan rudal Israel menghantam Rafah (Foto: REUTERS/Mahdy Zourob)
Jakarta -

Militer Israel pada Senin (6/5) mengatakan pihaknya sedang mengevakuasi sekitar 100.000 orang dari Rafah timur, menjelang serangan darat yang diperkirakan akan dilakukan di kota di Gaza selatan tersebut.

"Perkiraannya sekitar 100.000 orang," kata seorang juru bicara militer kepada wartawan ketika ditanya berapa banyak orang yang dievakuasi, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (6/5/2024).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sekitar 1,2 juta orang saat ini berlindung di Rafah. Mereka sebagian besar mengungsi dari tempat-tempat lain di Gaza selama perang tujuh bulan antara Israel dan kelompok milisi Palestina, Hamas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"IDF (militer Israel) telah memperluas wilayah kemanusiaan di Al-Mawasi untuk mengakomodasi peningkatan jumlah bantuan yang mengalir ke Gaza," demikian pernyataan militer Israel, merujuk pada wilayah pesisir dekat Rafah.

"Pagi ini... kami memulai operasi terbatas untuk mengevakuasi sementara warga di bagian timur Rafah," kata juru bicara militer kepada wartawan dalam briefing online. "Ini adalah operasi dengan cakupan terbatas," imbuhnya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (6/5/2024).

ADVERTISEMENT

Kemungkinan invasi Israel ke Rafah telah memicu kekhawatiran besar dari kelompok-kelompok bantuan global dan para pemimpin dunia.

Simak Video: Bayi Usia 5 Hari Tewas dalam Serangan Udara Israel di Rafah

[Gambas:Video 20detik]



Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada hari Jumat lalu, mengatakan Israel belum menyajikan "rencana yang kredibel untuk benar-benar melindungi warga sipil yang berada dalam bahaya," dan tanpa rencana seperti itu Washington "tidak dapat mendukung operasi militer besar-besaran di Rafah."

Sebelumnya, tak lama setelah perang di Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, Israel meminta warga Palestina yang tinggal di Gaza utara untuk pindah ke "zona aman" di Gaza selatan - termasuk Rafah.

Namun, Rafah pun telah berulang kali dibombardir Israel, dan warga Palestina sering mengatakan bahwa tidak ada wilayah Gaza yang aman.

Militer Israel mengklaim pihaknya mengejar para militan Hamas "di mana pun di Gaza" dan akan terus melakukannya "sampai semua sandera yang mereka tahan kembali ke rumah," kata militer Israel dalam pernyataannya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads