Kementerian Pertahanan Kamboja mengumumkan hasil penyelidikan terhadap ledakan amunisi yang menewaskan sedikitnya 20 tentara di salah satu pangkalan militer setempat. Disebutkan bahwa gelombang panas yang menyelimuti kawasan Asia Tenggara turut berperan dalam ledakan mematikan tersebut.
Seperti dilansir AFP, Kamis (2/5/2024), ledakan amunisi yang terjadi pada Sabtu (27/4) lalu itu menghancurkan seluruh bagian truk pengangkut amunisi dan meratakan gedung-gedung di sekitarnya.
Selain menewaskan 20 tentara, ledakan itu juga melukai beberapa tentara lainnya dan setidaknya satu anak di area pedesaan di Provinsi Kampong Speu.
Baca juga: Dinasti Hun Sen Semakin Berkuasa di Kamboja |
Kementerian Pertahanan Kamboja, dalam pengumuman hasil penyelidikan pada Kamis (2/5) waktu setempat, menyatakan bahwa para penyelidik meyakini gelombang panas berperan dalam ledakan senjata lama di pangkalan militer tersebut.
"Insiden ledakan amunisi pada 27 April 2024... merupakan masalah teknis karena senjata sudah tua, usang, dan cuaca panas," sebut Kementerian Pertahanan Kamboja dalam pernyataannya.
Namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal masalah spesifik maupun soal bagaimana panas mungkin berkontribusi terhadap ledakan mematikan tersebut.
Kementerian Pertahanan Kamboja juga menolak anggapan soal ledakan itu didalangi oleh tentara yang memberontak atau merupakan aksi terorisme.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/idh)