AS Tuduh Rusia Gunakan Senjata Kimia dalam Perang di Ukraina

AS Tuduh Rusia Gunakan Senjata Kimia dalam Perang di Ukraina

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 02 Mei 2024 12:00 WIB
Newly-mobilised Russian reservists take part in a training on a range in Donetsk region, Russian-controlled Ukraine, October 4, 2022.  REUTERS/Alexander Ermochenko
Ilustrasi -- Tentara Rusia sedang melakukan latihan militer (dok. REUTERS/Alexander Ermochenko)
Washington DC -

Amerika Serikat (AS) menuduh Rusia menggunakan senjata kimia dalam perang melawan pasukan militer Ukraina. Washington juga menyebut Moskow telah melanggar Konvensi Senjata Kimia.

Seperti dilansir AFP, Kamis (2/5/2024), tuduhan itu dilontarkan oleh Departemen Luar Negeri AS dalam factsheet yang dirilis pada Rabu (1/5) waktu setempat.

Disebutkan Departemen Luar Negeri AS bahwa Rusia tidak hanya menggunakan agen kimia chloropicrin, tapi juga menggunakan "agen pengendali kerusuhan (gas air mata) sebagai metode peperangan di Ukraina, yang juga melanggar CWC (Konvensi Senjata Kimia)".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penggunaan bahan kimia semacam itu bukanlah sebuah insiden terisolasi, dan mungkin didorong oleh keinginan pasukan Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dari posisi yang dibentengi dan mencapai keuntungan taktis di medan perang," sebut Departemen Luar Negeri AS dalam factsheet-nya.

Sementara itu, Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi besar-besaran yang bertujuan melumpuhkan kemampuan militer dan industri Rusia, termasuk menargetkan hampir 300 entitas di wilayah Rusia, China, dan beberapa negara lainnya yang dituduh mendukung invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.

ADVERTISEMENT

Rentetan sanksi itu dimaksudkan untuk menghukum perusahaan-perusahaan yang membantu Moskow memperoleh senjata untuk perangnya di Ukraina. Mereka juga menargetkan entitas pemerintah dan perusahaan Rusia yang terlibat dalam program senjata kimia dan biologi di negara tersebut.

Rusia telah mengatakan pihaknya tidak lagi memiliki persenjataan kimia militer. Namun negara itu menghadapi tekanan untuk lebih transparan mengenai dugaan penggunaan senjata beracun.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Penampakan Depot Pos Ukraina Hangus Seusai Dihantam Rudal Rusia':

[Gambas:Video 20detik]



Menurut Institut Kesehatan Nasional AS, agen kimia clroropicrin digunakan sebagai agen perang dan pestisida. Jika terhirup, maka bisa memicu risiko kesehatan.

"Tindakan hari ini akan semakin mengganggu dan menurunkan upaya perang Rusia dengan menyerang pangkalan industri militernya dan jaringan penghindaran yang membantu memasoknya," ucap Menteri Keuangan AS Janey Yellen dalam pernyataannya.

Sebagai bagian dari tindakan tersebut, Departemen Luar Negeri AS memasukkan individu-individu dan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam sektor energi, pertambangan, dan logam Rusia ke dalam daftar hitam.

Sanksi-sanksi itu juga menargetkan individu terkait kematian pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, yang meninggal di penjara Siberia tempatnya ditahan pada Februari lalu.

Hampir 300 target yang dijatuhi sanksi, sebut Departemen Keuangan AS, mencakup puluhan pelaku yang dituduh memungkinkan Rusia mendapatkan teknologi dan peralatan yang sangat dibutuhkan dari luar negeri.

Beberapa yang menjadi target berasal dari beberapa negara, termasuk China yang menghadapi tekanan yang semakin besar dari Washington atas dukungan terhadap Rusia dalam invasi ke Ukraina. Selain China, entitas non-Rusia yang menjadi target berlokasi di Azerbaijan, Belgia, Slovakia, Turki dan uni Emirat Arab.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads