Kelompok Hamas dan Fatah, yang merupakan rival, dikabarkan baru-baru ini melakukan pertemuan dan pembicaraan di Beijing. Hal ini diungkapkan oleh pemerintah China.
Lantas, apa yang dibahas dalam pertemuan tersebut?
Dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (30/4/2024), otoritas China sebagai tuan rumah pertemuan Hamas dan Fatah itu mengungkapkan bahwa kedua kelompok itu melakukan pembicaraan terkait Palestina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"pembicaraan yang mendalam dan terus terang soal upaya mendorong rekonsiliasi intra-Palestina,"
"Perwakilan Gerakan Pembebasan Nasional Palestina dan Gerakan Perlawanan Islam baru-baru ini datang ke Beijing," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menggunakan nama resmi Fatah dan Hamas dalam pernyataannya pada Selasa (30/4) waktu setempat.
Namun Lin tidak menyebut lebih spesifik soal kapan pertemuan Hamas dan Fatah itu digelar. Keduanya disebut membahas banyak isu dan membuat kemajuan yang positif.
"Kedua pihak sepenuhnya menyatakan keinginan politik mereka untuk mencapai rekonsiliasi melalui dialog dan konsultasi, membahas banyak isu spesifik dan membuat kemajuan positif," sebut Lin dalam penjelasannya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Baik Hamas maupun Fatah belum memberikan pernyataan terkait pertemuan di Beijing itu.
Hamas menguasai Jalur Gaza sejak tahun 2007 setelah pertempuran sengit dengan Fatah, yang mempertahankan sebagian kendali administratif di Tepi Barat, yang diduduki Israel, melalui Otoritas Palestina.
China secara historis bersimpati pada perjuangan Palestina dan mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Beijing telah menyerukan gencatan senjata sejak perang berkecamuk antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Perang itu dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel, yang dilaporkan menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Israel menggempur Jalur Gaza untuk membalas Hamas, dengan laporan terbaru otoritas kesehatan setempat menyebut 34.488 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas sejauh ini.
Presiden China Xi Jinping sebelumnya menyerukan digelarnya "konferensi perdamaian internasional" untuk menyelesaikan konflik tersebut.