Menatap ke depan, Cameron menambahkan bahwa setelah pertempuran di Jalur Gaza dihentikan, menjadi penting untuk memberlakukan gencatan senjata permanen dan mengakhiri perang melalui proses politik.
Dia menilai bahwa berinvestasi pada Otoritas Palestina, dan memastikan berdirinya negara Palestina yang aman berdampingan dengan Israel yang juga aman, sangatlah penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anda tidak akan pernah bisa mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, kecuali Anda mengatasi pertanyaan soal masa depan rakyat Palestina," sebut Cameron. "Hamas tidak mendukung solusi dua negara, mereka mendukung solusi tanpa adanya Israel," imbuhnya.
Dua unsur penting dalam hubungan Israel dan Palestina yang stabil, menurut Cameron, adalah "sebuah negara bagi rakyat Palestina yang memberikan mereka martabat kenegaraan dan menjamin keamanan Israel".
"Saya pikir itu sangat penting, karena jika tidak, masalah hanya akan terulang kembali dengan cara yang berbeda," ucapnya.
Delegasi Hamas Tinggalkan Perundingan di Mesir, Janjikan Respons Segera
Seorang sumber Hamas, yang memahami proses perundingan yang berlangsung, menuturkan kepada AFP bahwa delegasi Hamas telah meninggalkan Mesir usai terlibat perundingan gencatan senjata, dan kembali ke Qatar.
"Untuk membahas gagasan dan proposal (gencatan senjata) tersebut... dan kami ingin meresponsnya secepat mungkin," ucap sumber Hamas tersebut.
Menurut beberapa sumber Mesir, yang dikutip media Al-Qahera News yang terkait badan intelijen Kairo, delegasi Hamas akan "kembali dengan tanggapan tertulis terhadap proposal gencatan senjata".
Selama berbulan-bulan, tiga negara yang menjadi mediator dalam perundingan gencatan senjata -- Mesir, Qatar dan Amerika Serikat (AS) -- berupaya menengahi kesepakatan terbaru antara Israel dan Hamas.
Gencatan senjata sebelumnya hanya berlangsung selama satu minggu di Jalur Gaza pada November tahun lalu. Sekitar 80 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas, ditukar dengan 240 tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel.
Diplomasi yang digencarkan dalam beberapa hari terakhir tampaknya memberikan dorongan baru untuk terwujudnya gencatan senjata di Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken, dalam pernyataan terpisah, mengharapkan Hamas akan menerima tawaran gencatan senjata terbaru. Dia menyebut tawaran terbaru itu "luar biasa, luar biasa murah hari dari pihak Israel".
Blinken menyerukan Hamas untuk "memutuskan dengan cepat". "Saya berharap mereka akan mengambil keputusan yang tepat," ucap Blinken saat berbicara dalam forum WEF di Riyadh.
Sementara Menlu Mesir Sameh Shoukry, yang juga menghadiri forum WEF, menyebut "proposal itu telah mempertimbangkan posisi kedua belah pihak". "Kami penuh harapan," ujarnya.
(nvc/ita)