Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari Demi Pembebasan Sandera-Tahanan

Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari Demi Pembebasan Sandera-Tahanan

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 30 Apr 2024 13:22 WIB
Palestinians rest at the rubble of a residential building destroyed by Israeli strikes, amid the ongoing conflict between Israel and Hamas, in the northern Gaza Strip, April 22, 2024. REUTERS/Mahmoud Issa     TPX IMAGES OF THE DAY
Ilustrasi -- Kehancuran di Gaza akibat perang yang berkecamuk antara Hamas dan Israel (dok. REUTERS/Mahmoud Issa)

Menatap ke depan, Cameron menambahkan bahwa setelah pertempuran di Jalur Gaza dihentikan, menjadi penting untuk memberlakukan gencatan senjata permanen dan mengakhiri perang melalui proses politik.

Dia menilai bahwa berinvestasi pada Otoritas Palestina, dan memastikan berdirinya negara Palestina yang aman berdampingan dengan Israel yang juga aman, sangatlah penting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anda tidak akan pernah bisa mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, kecuali Anda mengatasi pertanyaan soal masa depan rakyat Palestina," sebut Cameron. "Hamas tidak mendukung solusi dua negara, mereka mendukung solusi tanpa adanya Israel," imbuhnya.

Dua unsur penting dalam hubungan Israel dan Palestina yang stabil, menurut Cameron, adalah "sebuah negara bagi rakyat Palestina yang memberikan mereka martabat kenegaraan dan menjamin keamanan Israel".

ADVERTISEMENT

"Saya pikir itu sangat penting, karena jika tidak, masalah hanya akan terulang kembali dengan cara yang berbeda," ucapnya.

Delegasi Hamas Tinggalkan Perundingan di Mesir, Janjikan Respons Segera

Seorang sumber Hamas, yang memahami proses perundingan yang berlangsung, menuturkan kepada AFP bahwa delegasi Hamas telah meninggalkan Mesir usai terlibat perundingan gencatan senjata, dan kembali ke Qatar.

"Untuk membahas gagasan dan proposal (gencatan senjata) tersebut... dan kami ingin meresponsnya secepat mungkin," ucap sumber Hamas tersebut.

Menurut beberapa sumber Mesir, yang dikutip media Al-Qahera News yang terkait badan intelijen Kairo, delegasi Hamas akan "kembali dengan tanggapan tertulis terhadap proposal gencatan senjata".

Selama berbulan-bulan, tiga negara yang menjadi mediator dalam perundingan gencatan senjata -- Mesir, Qatar dan Amerika Serikat (AS) -- berupaya menengahi kesepakatan terbaru antara Israel dan Hamas.

Gencatan senjata sebelumnya hanya berlangsung selama satu minggu di Jalur Gaza pada November tahun lalu. Sekitar 80 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas, ditukar dengan 240 tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel.

Diplomasi yang digencarkan dalam beberapa hari terakhir tampaknya memberikan dorongan baru untuk terwujudnya gencatan senjata di Jalur Gaza.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken, dalam pernyataan terpisah, mengharapkan Hamas akan menerima tawaran gencatan senjata terbaru. Dia menyebut tawaran terbaru itu "luar biasa, luar biasa murah hari dari pihak Israel".

Blinken menyerukan Hamas untuk "memutuskan dengan cepat". "Saya berharap mereka akan mengambil keputusan yang tepat," ucap Blinken saat berbicara dalam forum WEF di Riyadh.

Sementara Menlu Mesir Sameh Shoukry, yang juga menghadiri forum WEF, menyebut "proposal itu telah mempertimbangkan posisi kedua belah pihak". "Kami penuh harapan," ujarnya.


(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads