Gedung Putih mengungkapkan bahwa Israel telah setuju untuk berkonsultasi dan mendengarkan kekhawatiran juga pemikiran Amerika Serikat (AS) sebelum melancarkan invasi darat ke kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (29/4/2024), seorang pejabat senior pertahanan Israel, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa militer Tel Aviv siap untuk mengevakuasi warga sipil Palestina dari Rafah dan menyerang markas Hamas yang ada di sana.
Israel bersikeras menyerang Rafah meskipun ada peringatan global soal bencana kemanusiaan jika negara Yahudi itu sungguh-sungguh melancarkan serangan darat terhadap kota perbatasan di Jalur Gaza bagian selatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AS sebagai sekutu dekat Israel telah menegaskan tidak akan mendukung operasi militer di Rafah tanpa adanya rencana kemanusiaan yang tepat dan kredibel.
"Mereka (Israel-red) meyakinkan kami bahwa mereka tidak akan menyerang Rafah hingga kami mendapatkan kesempatan untuk benar-benar membagikan pandangan dan keprihatinan kami dengan mereka," ucap juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, dalam pernyataan kepada ABC News.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken dijadwalkan mengunjungi kawasan tersebut pekan depan, dan Kirby mengatakan bahwa Blinken akan terus mendesak gencatan senjata sementara yang ingin dipertahankan oleh Washington setidaknya selama enam minggu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Israel Janji Tingkatkan Bantuan Kemanusiaan yang Masuk ke Gaza':
Pernyataan Kirby itu disampaikan saat delegasi Hamas akan mengunjungi Kairo, Mesir, pada Senin (29/4) waktu setempat untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan mengamankan gencatan senjata di Jalur Gaza.
"Apa yang kami harapkan adalah setelah enam minggu gencatan senjata sementara, kita mungkin bisa mendapatkan sesuatu yang lebih bertahan lama," ujar Kirby dalam pernyataannya.
Dia juga menekankan bahwa jumlah truk pengangkut bantuan kemanusiaan ke wilayah Jalur Gaza bagian utara mulai bertambah. "Israel sudah mulai memenuhi komitmen yang diminta oleh Presiden (AS Joe) Biden untuk mereka penuhi," sebut Kirby.
Awal bulan ini, Biden menyerukan kepada Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk melindungi warga sipil Palestina dan para pekerja bantuan asing di Jalur Gaza, atau AS bisa membatasi dukungannya untuk Israel dalam perang melawan Hamas.