"Warga Gaza akan bisa kembali ke rumah dan tanah mereka dengan persiapan sebelumnya untuk memastikan tempat berlindung dan bantuan kemanusiaan," imbuh pernyataan tersebut.
Salah satu pemimpin senior Hamas, Sami Abu Zuhri, dalam pernyataan kepada Reuters menegaskan bahwa Hamas tidak akan terpengaruh oleh pernyataan bersama 18 negara tersebut. Zuhri juga mengatakan bahwa AS perlu memaksa Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Jalur Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang bola ada di tangan Amerika," ucapnya.
Sementara itu, seorang pejabat senior AS, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada wartawan bahwa ada beberapa indikasi untuk potensi tercapainya kesepakatan mengenai krisis penyanderaan, namun dia tidak sepenuhnya meyakini itu.
Pejabat senior AS itu tidak menjelaskan lebih lanjut, namun menyebut kesepakatan itu tergantung pada "satu orang", yakni pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar.
Proposal pembebasan sandera yang diajukan awal tahun ini menyerukan pembebasan para sandera yang sakit, berusia lanjut (lansia) dan terluka di Jalur Gaza, sebagai imbalan untuk gencatan senjata selama enam minggu yang bisa diperpanjang demi memungkinkan masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan.
Proposal itu, menurut pejabat senior AS tersebut, juga memungkinkan kembalinya warga Palestina tanpa pembatasan apa pun ke wilayah Jalur Gaza bagian utara.
(nvc/ita)