Amerika Serikat (AS) bersama 17 negara lainnya merilis pernyataan bersama yang isinya menyerukan Hamas untuk membebaskan semua sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, sebagai jalan untuk mengakhiri krisis di daerah kantong Palestina tersebut.
Namun Hamas telah bersumpah tidak akan menyerah pada tekanan internasional.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (26/4/2024), pernyataan bersama dari 18 negara itu dirilis pada Kamis (25/4) waktu setempat. Seorang pejabat senior AS menyebut pernyataan bersama itu sebagai bentuk kebulatan suara yang luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyerukan pembebasan segera semua sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza selama lebih dari 200 hari," demikian bunyi penggalan pernyataan bersama dari 18 negara tersebut.
Seluruh 18 negara yang merilis pernyataan bersama itu semuanya memiliki warga negara yang disandera oleh Hamas sejak Oktober tahun lalu, setelah serangan mematikan terhadap Israel bagian selatan yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang.
Hamas diyakini saat ini masih menyandera sekitar 129 orang, dari total 253 orang, di wilayah Jalur Gaza. Tidak hanya warga negara Israel, terdapat juga warga negara asing di antara para sandera itu.
Negara-negara yang merilis pernyataan bersama itu terdiri atas, AS, Inggris, Argentina, Australia, Brasil, Bulgaria, Kanada, Kolombia, Denmark, Prancis, Jerman, Hungaria, Polandia, Portugal, Rumania, Serbia, Spanyol, dan Thailand.
"Kami menekankan bahwa kesepakatan untuk membebaskan para sandera akan menghasilkan gencatan senjata yang segera dan berkepanjangan di Gaza, yang akan memfasilitasi gelombang bantuan kemanusiaan tambahan yang diperlukan untuk dikirimkan ke seluruh wilayah Gaza, dan mengarah pada berakhirnya permusuhan," sebut pernyataan bersama itu.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.