"Rumah sakit berhak mendapatkan perlindungan yang sangat khusus berdasarkan hukum kemanusiaan internasional," kata Turk.
Dia mengatakan bahwa pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan lainnya adalah kejahatan perang."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan mereka tidak memiliki akses terhadap informasi independen mengenai apa yang terjadi di kedua rumah sakit di Gaza tersebut.
Namun juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani mengatakan bahwa upaya sedang dilakukan untuk menguatkan laporan dan rincian yang diberikan oleh otoritas Gaza.
Laporan terbaru menyebutkan bahwa 283 jenazah ditemukan dari rumah sakit Nasser, termasuk 42 jenazah yang telah diidentifikasi.
"Korban dilaporkan terkubur jauh di dalam tanah dan ditutupi sampah," kata Shamdasani kepada wartawan di Jenewa, Swiss.
Orang-orang lanjut usia, perempuan dan orang-orang yang terluka dilaporkan termasuk di antara korban tewas, katanya.
Yang lainnya diduga "ditemukan dengan tangan terikat dan pakaiannya dilucuti".
Sedangkan untuk Al-Shifa, militer Israel mengatakan sekitar 200 warga Palestina tewas dalam operasi militernya di rumah sakit tersebut.
Shamdasani menunjuk pada laporan yang menunjukkan bahwa jumlah korban jiwa ini "mungkin terlalu rendah".
Sekitar 30 jenazah dilaporkan ditemukan terkubur di dua kuburan di halaman RS Al-Shifa.
"Dan ada laporan bahwa tangan beberapa jenazah tersebut juga diikat," kata Shamdasani.
Sejauh ini, katanya, PBB "tidak dapat mengkonfirmasi angka pasti" jumlah korban tewas di kedua rumah sakit tersebut, dan menggarisbawahi: "Inilah sebabnya kami menekankan perlunya penyelidikan internasional".
"Jelas ada banyak mayat yang ditemukan," ujarnya.
Simak Video 'Kepala Intelijen Israel Mengundurkan Diri':
(ita/ita)